"Di Indonesia pun saya belajar dengan Chef Degan dan tim lainnya mengenai masakan Indonesia. Kenapa saya mau belajar karena di Indonesia pakai rempah-rempah dan teknik masaknya juga berbeda. Kalau masakan luar, lebih fokus ke kualitas proteinnya," lanjut Chef Arnold.
Sayangnya, Chef Arnold tak akan tinggal lama-lama di Indonesia. Meski masih menjadi WNI namun ia akan kembali ke Sydney, Australia. "Saya kembali ke Indonesia hanya karena ada kontrak kerja. Setelah itu saya balik lagi ke Australia karena saya masih mau belajar di luar negeri. Jadi saya lihat jangka waktunya ke depan dulu."
Standar Tinggi
Memasuki musim ketiga, untuk soal peserta, para juri sudah menerapkan standar yang jauh lebih tinggi dari musim sebelumnya. Kemampuan masak yang biasa-biasa saja tentu tak bisa dijadikan jaminan. "Mereka (peserta) memang harus membuat masakan yang bisa bikin kami terkesan. Tapi tahun ini kami konsentrasinya memang lebih ke arah positif. Satu peserta bisa bagus tapi ada yang lebih bagus, dan ada yang terbaik. Jadi memang lebih untuk mengangkat mereka juga," ujar Chef Degan.
Soal cita rasa dan penampilan pun di musim ini akan tetap jadi prioritas. "Saat saya judging sebuah makanan, balik lagi ke pengalaman saya dan ekspektasi saya dari para kontestan, which is mereka adalah chef amatir bukan profesional. Kami sebagai juri, we are chef, tapi kami perlu menurunkan standar. Kami cari bagusnya di mana, bisa dikembangkan lagi atau tidak," tutup Chef Arnold.
Caroline A. Pramantie
KOMENTAR