"Ibuku berperang melawan penyakit kanker selama hampir satu dekade dan ia meninggal di usia 56 tahun," itulah kalimat awal yang dituliskan pemenang Academy Awards ini dalam sebuah surat terbuka berjudul My Medical Choice yang terbit Selasa (14/4) lewat The New York Times.
Angelina memang sangat mengidolakan sang bunda, Marcheline Bertrand, yang didiagnosis mengalami kanker ovarium sejak 1999. Dalam sebuah acara bertajuk 60 Minutes, Angelina bahkan mengatakan, "Aku tidak akan pernah bisa sebaik ibuku. Dia orang yang paling murah hati, penyayang, dan lebih baik dari aku," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sayangnya, Marcheline pergi terlalu cepat meninggalkan keluarganya di tahun 2007. "Dia (Marcheline) menunggu cukup lama untuk melihat dan menggendong cucu pertamanya. Tapi anak-anakku yang lain tidak akan memiliki kesempatan mengenal dan merasakan betapa dia orang yang penuh cinta dan kasih sayang," tulis Angelina kembali.
Saat berkumpul bersama keenam anaknya, Maddox (10), Pax (8), Zahara (6), Shiloh (5), dan si kembar Knox (3) serta Vivienne (3), Angelina kerap membahas sosok sang nenek dan bagaimana penyakit kanker akhirnya merenggut nyawanya. Anak-anak Angelina pun berbalik bertanya apakah hal sama bisa terjadi pada dirinya. "Aku selalu mengatakan kepada mereka untuk tidak khawatir. Namun kenyataannya aku mewarisi gen itu, BRCA1, yang membuatku berisiko terkena kanker payudara dan ovarium," ungkap perempuan yang memiliki banyak tato di tubuhnya ini.
Risiko Dua Kanker
Dokter mengatakan, Angelina memiliki 87 persen risiko mengidap kanker payudara dan 50 persen kanker ovarium. Dari kemungkinan tadi, Angelina berusaha meminimalisir risiko yang ada dengan mengambil keputusan yang sangat berani yaitu melakukan double mastectomy atau pengangkatan kedua payudaranya.
Proses pertama dilakukan Perempuan Tercantik 2012 versi majalah People ini pada 2 Februari lalu dengan prosedur bernama nipple delay, guna mengetahui apakah ada kanker atau tidak di pembuluh payudaranya. Prosedur ini sempat membuat Angelina kesakitan dan mengalami memar.
Dua minggu setelahnya, Angelina melakukan operasi besar yang memakan waktu hingga delapan jam. Jaringan payudaranya diangkat untuk sementara diisi filler. Ia pun terbangun dengan beberapa tabung yang berada di area payudaranya. "Rasanya seperti melakukan adegan syuting film science-fiction," tulisnya. Tapi beberapa hari setelah itu ia bisa menjalani kehidupan normal kembali.
Terakhir, sembilan minggu setelahnya Angelina kembali berbaring di meja operasi untuk pemasangan implan payudara. "Dalam pendapat pribadi, aku tidak merasa berkurang sebagai seorang wanita. Aku merasa memiliki kekuatan karena telah membuat keputusan penting yang tidak memengaruhi 'kewanitaanku'," tuturnya.
Meski tengah menjalani rangkaian operasi yang berakhir pada 27 April lalu, Angelina tetap melakukan kegiatan kemanusiaan yang selama ini ia kerjakan. Di bulan Maret, ia sempat mengunjungi Republik Kongo dan hadir dalam acara G8 di London yang digelar pada 11 April.
Ketertarikan Angelina dalam kegiatan sosial memang muncul pasca syuting Tomb Raider di tahun 2000. Setelahnya, ia melakukan berbagai perjalanan sosial bersama UNHCR dan menjadi duta besar UNHCR untuk membantu para pengungsi yang berada di lebih dari 30 negara, termasuk Libanon, Sudan, Kongo, dan Darfur.
Di samping itu, Angelina juga mendirikan sejumlah yayasan amal seperti The Maddox Jolie-Pitt Foundation (2003) yang berkonsentrasi pada pengembangan komunitas dan lingkungan di Kamboja, Maddox Chican Children's Center (2006) yang merupakan tempat penitipan bagi anak-anak pengidap HIV di Kamboja, juga The Jolie-Pitt Foundation (2006) yang menyediakan bantuan kemanusiaan dunia.
Memutuskan untuk melakukan mastectomy memang tak mudah bagi seorang perempuan. Tapi dengan cara itu risiko Angelina terjangkit kanker payudara menurun sampai kurang dari lima persen. Terlebih, ia melakukan semuanya demi anak-anaknya. "Mereka tahu aku mencintai mereka dan rela melakukan apapun untuk tetap bersama mereka, selama yang aku mampu," tulisnya di salah satu bait.
Seperti banyak dibidik oleh kamera paparazzi di Hollywood, Angelina selalu menghabiskan waktu berlibur, berkegiatan sosial, atau sekadar berbelanja bersama keluarga besarnya. Dari keenam anaknya, tiga di antaranya merupakan hasil adopsi. Salah satunya Maddox, anak asal Kamboja yang diadopsinya pada 10 Maret 2002 bersama sang mantan suami, Billy Bob Thronton.
Tiga tahun setelahnya, Angelina yang sudah menjalin kasih dengan Brad mengangkat anak asal Etopia bernama Zahara saat masih berusia enam bulan, yang berasal dari orangtua pengidap AIDS. Namun Zahara kemudian dinyatakan negatif atas virus mematikan itu. Terakhir, ia mengangkat anak berumur tiga tahun asal Vietnam bernama Pax Thien yang ditinggalkan kedua orangtuanya.
Bicara soal kehadiran sosok sang tunangan, Brad Pitt, dalam bait lain dari kisah dramatis operasi Angelina, ia memuji kesetiaan Brad. "Aku beruntung memiliki pasangan seperti Brad Pitt yang sangat mendukung dan penuh cinta," tulisnya. "Brad ada di Pink Lotus Breast Cancer, tempat aku dirawat, di setiap menit operasiku. Kami menemukan waktu untuk tertawa bersama. Kami tahu ini adalah hal yang benar dilakukan untuk keluarga kami dan bisa membuat kami lebih dekat. Dan memang demikian," tambahnya.
Di sebuah interview, Brad justru mengungkapkan rasa bangganya pada pilihan Angelina. "Saya merasa keputusan Angelina adalah keputusan yang diambil oleh sebagian wanita yang juga mengalami hal sama, benar-benar heroik," ungkapnya. "Yang saya inginkan adalah Angelina bisa hidup lebih lama dan sehat bersama saya dan anak-anak. Ini adalah hari yang membahagiakan bagi keluarga kami," tambahnya.
Angelina memilih untuk tidak merahasiakan kisahnya agar bisa menginspirasi perempuan lain yang mungkin saja berada di bawah bayang-bayang gelap penyakit kanker. "Aku ingin mendorong setiap wanita, khusunya jika mereka punya sejarah keluarga terkena kanker payudara atau ovarium, untuk mencari informasi dan ahli medis yang bisa membantu melalui aspek kehidupan ini serta memiliki informasi untuk memutuskan," ungkapnya.
Dorris Jane Nainggolan
KOMENTAR