Apa saja, sih, kebiasan buruk di masa lalu?
Saya pernah jadi pecandu alkohol dan memakai narkoba. Tapi bukan pecandu narkoba, lho. Dulu, setiap hari tidak lepas dari alkohol. Lemari es penuh dengan bir. Meski punya kebiasaan buruk itu, saya tidak sakit, lemas, pucat, atau mengeluarkan bau tidak sedap. Perubahan yang paling signifikan terlihat dari senyum dan kekuatan dari dalam. Auranya jadi enggak enak. Tapi waktu itu saya cuek saja. Ternyata itu cara berpikir yang salah. Sekarang saya malu mengingat pernah melakukan semua itu.
Jadi, sekarang sudah stop?
Sekarang sudah tidak. Nah, teman-teman yang mengenal saya di zaman "warna-warni" (baca: sinetron), menganggap saya yang sekarang sedang mencari jati diri. Banyak yang bilang saya berubah, padahal mereka enggak tahu sebelumnya saya seperti apa.
Kok, bisa jadi pecandu alkohol?
Sejak saya kecil, orangtua cerai. Saya jadi serba bingung. Kalau liburan bingung karena mereka tarik-tarikan. Saya juga bingung mengapa orangtuanya jadi banyak. Faktor itu ada meski beberapa persen saja. Salahnya, saya biarkan beberapa persen itu menguasai diri saya. Belum lagi saya mencari uang di umur yang seharusnya belum bekerja. Saya kesepian, stres, depresi, marah karena tidak suka kerja, dendam, dan sedih. Saya merasa tidak ada yang mengerti saya. Lalu, ketika bertemu teman yang bisa mengerti, eh, ternyata salah. Meski begitu bukan berarti saya tidak cinta pada orangtua saya.
Bagaimana reaksi mereka?
Orangtua tahu tapi tidak ada waktu untuk mengobrol. Mereka tetap mengoreksi gaya saya berpakaian yang terlalu minim, saya cuek saja. Sebenarnya, saat itu saya mematikan kesempatan orang lain untuk mengkritik saya. Itu sangat disayangkan
Apa yang akhirnya membuat semuanya berubah?
Saya pernah jauh dari Tuhan, tak peduli kalau Tuhan mau marah. Lalu ada sebuah peristiwa di malam hari yang membuat saya berubah total. Kejadiannya di kamar saya, Juni 2011, sepulang dari acara Hitam Putih di mana saya jadi bintang tamu.
Apa yang terjadi?
Tiba-tiba saya merasa jarak Tuhan hanya sejengkal. Dia ada di samping dan bicara. Dia sedih, tapi katanya masih mau menerima kalau saya mau berubah. Kurang lebih seperti pengalaman spiritual. Sesuatu yang tidak ada buktinya. Silakan mau percaya atau tidak tapi yang bisa dilihat sekarang, kan, perubahan yang terjadi pada saya.
Obrolannya seperti apa?
Tuhan seperti memberitahu, selangkah lagi, saya akan lepas dari tanganNya dan diambil oleh sisi satu lagi. Kalau saya tidak berhenti melakukan hal buruk, saya tidak akan menjadi manusia dan bisa jadi devil in disguise. Perasaan takut, sedih, dan menyesal nyata saya rasakan di kamar sendirian. Tuhan bilang, "Saya hanya bisa menjanjikan kebahagiaan kamu nanti. Kalau kamu ingin mengambil kebahagiaan yang sekarang, bukan saya yang ngasih. Sekarang kamu tinggal pilih." Kurang lebih seperti itu lah. Saya tidak pernah menyangka bisa seperti sekarang. Dulu, ketika saya belum memasuki dunia "warna-warni", saya pernah berdoa sampai menangis karena ingin hidup bahagia dan bebannya dikurangi.
(Lepas dari jerat minuman keras dan narkoba, akhirnya Kirana berbenah diri. Ia memutuskan menjalani hidup yang lebih baik. Demi mewujudkan itu, Kirana rela meninggalkan dunia sinetron, dunia yang disebutnya memiliki dua sisi yang berbeda. Di dunia itu ia menemukan kesuksesan sekaligus membuatnya terjerat pengaruh buruk lingkungan. Kini gadis kelahiran 29 Agustus 1987 ini lebih menikmati kesibukannya merintis bisnis)
Berhenti total, sih, tidak. Yang saya lepas itu dunia akting seperti main FTV, sinetron, atau film. Tapi saya tetap ada di dunia entertainment. Saya masih nyanyi bersama band bernama Fokustik, jadi bintang tamu, foto buat majalah, atau kegiatan off-air lainnya.
Setelah "bersih" dari kebiasaan buruk, bagaimana tanggapan orang terdekat?
Orangtua senang. Ayah lebih tenang karena melihat pola hidup saya sudah membaik, Ibu juga bahagia karena anak perempuannya sekarang punya warna kulit yang lebih cerah. Dulu saya, kan, suka pakai celana pendek, sekarang sudah tertutup. Ke mana-mana pakai rok. Kalau roknya selutut, pakai stocking.
Omong-omong, sibuk apa setelah berhenti berakting?
Saya mengurusi bisnis toko gadget bernama Fosfor. Ada juga toko barang vintage dan unik namanya Wicked dan pusat refleksi di Ratu Plaza Jakarta. Selebihnya, bernyanyi bareng Fokustik. Bikin band ini awalnya ide dari Mas Deddy (Deddy Corbuzier, Red.). Ngumpulin orang-orang di band ini juga harus hati-hati. Saya melihat karakter mereka, menjaga diri agar enggak "kecolek" sedikit pun karena saat itu masih rentan. Walaupun sekarang sudah semakin kuat tapi saya enggak mau membuka celah sedikit pun.
Alhasil kami membawakan lagunya Bang Oma (Rhoma Irama, Red.) yang judulnya Mirasantika. Misi kami membawakan lagu untuk sosial. Kalaupun mau menyanyikan lagu cinta, harus yang membangun dan bikin bahagia. Saya tidak mau menyanyikan lagu tentang kehancuran hati dan hidup.
Sempat minta izin ke Rhoma Irama?
Dorong-dorongan minta izinnya. Ya, yang paling tua lah yang maju. Ha ha ha... Akhirnya Mas Deddy menghubungi Bang Oma via telepon. Kata Bang Oma, "Lihat nanti." Soalnya dia tidak pernah memberikan lagunya ke orang lain dan lagu Mirasantika sudah ada kontrak dengan Jepang.
Seminggu kemudian, saya dan teman-teman di Fokustik, Sandi dan Billy Beatbox, memutuskan merekam lagu itu dan mengunggahnya di YouTube lalu ke rumah Bang Oma untuk memperlihatkan hasilnya. Dia langsung memperbolehkan kami menggunakannya secara gratis. Itu momen yang sangat precious!
Soal pendapatan, pasti berbeda, dong, dengan honor di sinetron?
Drastis berubahnya. Sekarang bisa turun 70-80 persen. Ha ha ha. Walau begitu saya masih tetap bisa jalan-jalan, makan enak, dan tidak kekurangan. Anehnya, setelah saya membuat pengakuan berhenti dari dunia akting, dua hari kemudian ada tawaran. Makin ke sini tawaran peran yang ditawarkan semakin bagus. Begitu pula dengan honornya. Namun sampai sekarang saya bilang, "Tidak!"
Bagaimana dengan soal pendamping?
Saya takut. Lebih baik tidak didekati lelaki. Setidaknya, tahun ini enggak mau memikirkan soal pernikahan. Saya sudah cukup bahagia bisa merasakan cinta dari Tuhan dan orang-orang sekitar. Kalau dulu, selagi berpenampilan "warna-warni", banyak orang yang tertarik. Tapi setelah saya berterus terang seperti ini, apa ada yang mau menerima saya secara ikhlas?. Mungkin saja ada orang yang di depannya tulus tapi kenyataanya tidak dan suatu hari nanti akan mengungkit semua kesalahan saya. Lebih baik berhati-hati. Toh, sekarang sudah tidak merasa kesepian lagi.
Oh, ya, kenapa sekarang jadi berpenampilan serba hitam-hitam?
Banyak pertanyaan, apakah perubahan ini gara-gara saya masuk manajemen Corbuzier. Memang tidak banyak yang tahu, dari kecil saya sudah suka pakai baju hitam karena tidak pede dengan warna kulit. Mungkin pernah melihat, selama setahun-dua tahun lalu saya pernah memakai baju warna-warni di zaman masih berakting. Itu sebenarnya saya sedang mencoba menjadi orang lain. Saya coba membangkitkan rasa percaya diri dan menjadi orang asyik. Ketika kembali ke jalan saya, saya sudah tidak mau lagi berpura-pura. Saya yang sekarang, ya, seperti ini. Pakai korset dan rok panjang bergaya burlesque. Sederhana saja.
Dorris Jane Nainggolan
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
KOMENTAR