Membuat film bertema lesbian, gay, biseksual, transgender, dan interseks (LGBTI) dalam 10 film pendek tak membuat Lola Amaria khawatir mendapat protes dari banyak orang. Sebagai produser film pendek tersebut, Lola mengaku tak memiliki maksud apa-apa.
"Ini juga edukasi. Saya dan teman-teman niatnya bikin film, bukannya ngejudge atau membela, tapi lebih kepada manusianya. Kita juga manusia biasa yang punya hak, dihargai, dan diterima. Kita sebagai manusia jangan memperlakukan mereka berbeda," ujar Lola saat saat ditemui dalam peluncuran film barunya berjudul 'Sanubari Jakarta', PPHUI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (9/4).
Selain jadi produser 10 film pendek, Lola juga menyutradarai satu film yang berjudul 'Lumba-lumba'. Dalam film tersebut, Dinda Kanya Dewi berciuman dengan seorang wanita. Lola sendiri tak menyangka jika filmnya tersebut bisa ditayangkan di bioskop.
"Kami bikinnya serius banget. Yang pasti film ini akan dibawa ke Korea, San Fransisco, Belanda, dan beberapa negara lain," paparnya.
Lantas bagaimana jika film yang mengangkat percintaan sesama jenis ini menimbulkan pro dan kontra?
"Saya sih enggak pernah ada pikiran macam-macam. Enggak pernah kepikiran masuk bioskop. Tapi balik lagi, bahwa kita hanya membuat film yang sesuai dengan realita di Jakarta," ucapnya.
Icha
KOMENTAR