"Temanya Indonesia kolonial, konsep paling aman. Sebenarnya aku ada darah Cina, dia Minang. Jadi ngambil tengah-tengahnya saja, ada nuansa Eropa kolonial," tutur Soraya.
Dalam pernikahannya, Soraya mengusung dua warna busana. Nuansa warna putih untuk akad nikah dan nuansa Cina untuk pesta resepsi.
"Pesta resepsi pakai warna merah biar masuk ke etnis Cina. Akad pakai warna putih biar lebih sakral. Adat enggak ada, karena bisa memberatkan salah satu pihak. Prosesi tradisional sebenarnya bagus tapi berat dan ribet. Awalnya kami ingin simpel, di masjid saja. Pas resepsi ada songket juga sih," terang Soraya.
Meski dibantu oleh sebuah Wedding Organizer (WO), Soraya tetap turun tangan mengatur pernikahannya. "Persiapan sudah 50 persen, enggak ada lamaran formal sih. Ada WO yang bantu, tapi aku ikut persiapan karena senang ribet," tukasnya.
Selama mempersiapkan pernikahannya, Soraya kerap terlihat stres. "Jadi ingin semuanya detail. Stresnya iya, karena atur jadwal syuting ketemu sama vendor, menyatukan keinginan orangtua, ada bentrok pendapat," jelas Doni
Okki
KOMENTAR