"Awalnya enggak terlalu tertarik jadi sutradara. Lagi konsen di panggung dan bisnis baru. Pas disebut Rectoverso langsung mau, karena itu novel favorit. Kalau enggak nekad enggak akan ke bulan," ujar Happy.
Happy jatuh hati dengan alur ceritanya. "Novelnya sangat feminis dan humanis. Banyak bahasa batin di sana. Makanya aku suka banget sama novel ini," ucapnya.
Namun, hal yang tersulit baginya adalah saat merealisasikan novel tersebut menjadi sebuah film pendek. "Tantangannya, bagaimana mentransfer jadi bentuk visual. Itu cukup susah. Tapi aku semangat untuk belajar," ujarnya.
Icha
KOMENTAR