Jauh sebelum pesinden Soimah Pancawati menjejakkan kakinya di Jakarta, ia sudah lebih dulu eksis meskipun hanya di televisi-televisi lokal. Berbekal dorongan dari mendiang ibu, Kasmiati, ayahnya, Hadi Narko, akhirnya keberanian Soimah muncul. "Bapak ibuku nyuruh aku masuk TV yang di Jakarta, karena kalau TV lokal yang nonton juga standar. Padahal waktu itu potensiku belum terlihat, tapi nyuruh banget," kata Soimah saat dijumpai di studio Hanggar, Jl.Gatot Subroto Kav.72 Hanggar Teras Pancoran Jakarta Selatan, Kamis (15/9) malam.
Diakui Soimah, permintaan untuk tampil di televisi tak bisa dengan mudah dipenuhi. "Waktu ibu masih hidup, saya sempat di TV lokal tapi ada permintaan di TV Jakarta. Namun sayang, ketika keinginan besar itu terwujud, ibunda Soimah malah pergi untuk selamanya. "Waktu ibu sudah meninggal, aku baru terkenal bisa masuk tv apa yang dimauin sama ibu, tapi ibu belum bisa lihat. Makanya kalau setiap aku lihat tv, aku selalu ingat ibu," kata Soimah sedih.
Perlahan-lahan bintang kehidupan ibu dua anak itu mulai bersinar, meskipun awalnya Soimah pernah merasakan tampil dengan harga yang baik. "Waktu itu penghasilanku belum bagus Rp 3. 000 di luar kota, waktu masih SD. Tahun 1995 aku ke Jogja sering pentas disana. Setelah lulus SMP pisah sama ibu tinggal sama tante. Disitu bakat seniku tumbuh," tutur Soimah.
Okki
KOMENTAR