Arifin yang berasal dari Jogja sengaja mendatangi kantor KPK untuk memprotes kasus pengambilan Tanah Negara untuk Hotel Tentrem. Belum lama masuk kantor KPK, Arifin pun tiba-tiba keluar sambil berteriak.
"Mahasiswa jangan asal ngomong revolusi. Ngapain demo-demo di depan sana. Ini namanya revolusi," teriaknya sambil menunjukkan pisau karter ditangan kanannya.
Rupanya, Arifin pun ingin membuktikan, inilah demo yang sebenarnya. Sambil menyilet jidatnya Arifin berkata.
"Inilah revolusi sesungguhnya, revolusi itu harus dengan darah," katanya. Darah pun bercucuran di wajahnya akibat sayatan karter tersebut.
Arifin lalu mengelap darah tersebut dengan tangan kanannya dan membasuhnya di baju kemejanya yang berwarna putih.
"Ini namanya revolusi, merah putih, harus dengan darah, jangan asal berteriak di depan kantor KPK. Inilah revolusi sesungguhnya," katanya.
Arifin nyaris memotong urat nadinya, namun tertahan lantaran ditarik oleh keamanan yang ada di sekitar KPK. Usut punya usut, kedatangan Arifin ke KPK untuk melaporkan dugaan pengambilan tanah negara di hotel Tenterm, Yogyakarta. Hotel Tenterm yang saat ini dalam proses pembangunan telah menempati bekas hotel Mustokoweni dengan luas tanah kira-kira 5500 M2 yang terletak di tepi jalan AM Sangaji dan sebagian lagi terletak di Kelurahan Cokrodiningratan. JT.2.129, Kecamatan Jetis Jogyakarta.
Aksi Arifin ini rupanya bukan yang pertama. Sebelumnya Arifin sempat mendukung Bibit dan Candra dengan memborgol dirinya sendiri.
Icha
KOMENTAR