Peran yang membuat Ririn Ekawati (29) kesengsem adalah tokoh Ibu Imbok di film Serdadu Kumbang. Sejak dihubungi Alenia Pictures untuk mengikuti casting, Ririn mengaku sangat antusias. "Senang dan deg-degan. Proses casting-nya lumayan panjang. Saya tiga kali datang. Pertama datang biasa saja, kedua pakai kerudung, dan ketiga enggak pakai make-up. Saya juga enggak mau tahu siapa pesaing saya. Kalau tahu, takut kepikiran," tutur wanita yang juga dikenal sebagai model iklan.
Setelah "lulus" casting, Ririn bersyukur tapi merasakan dilema, karena harus meninggalkan anaknya, Puti Jasmine Salsabila Abeng (7), selama 1 bulan 8 hari. Maklum, syuting banyak dilakukan di sebuah desa di pelosok Sumbawa Barat. Sudah sekitar empat tahun Ririn menjadi orangtua tunggal buat Puti. Pada akhirnya, ibunda Ririn turun tangan untuk mengurusi cucunya, Jasmine.
Seminggu pertama di lokasi syuting, Ririn tak kuat menahan rindu pada Jasmine. Ia sempat sakit. "Tapi lama-lama saya jadi terbiasa, dibawa enak saja. Kalau sedang enggak syuting, saya bermain dengan masyarakat di sana atau tidur siang di rumah salah satu penduduk. Saya jadi punya keluarga baru di sana. Hingga akhirnya saya lupa (memikirkan Jasmine terus, Red.), tapi setiap hari saya telepon Jasmine," cerita Ririn.
Ya, menyatu dengan kehidupan dan alam di desa, jadi cara Ririn untuk bisa beradaptasi dan menghayati peran sebagai ibu guru yang tinggal di daerah Sumbawa. "Untuk belajar dialog Sumbawa saat di lokasi syuting, saya bergaul dan berbincang dengan murid-murid sekolah di sana," sebut Ririn. Agar kulitnya sehitam penduduk setempat, Ririn pun sering berjemur di pantai. "Kami memang enggak make-up dan tampil natural. Jadi selama di sana, saya asli hitam, kayak anak pantai," kata Ririn seraya tertawa. Lagipula, bermain di pantai atau makan ikan bakar jadi hiburan yang menyenangkan buat pemain dan kru Serdadu Kumbang. "Jangan dibandingkan hiburan di sana dengan yang ada di Jakarta. Cari sinyal ponsel saja sulit sekali."
Perjalanan ke lokasi syuting Desa Mantar juga terhitung berat dan kerap membuat sakit pinggang. Pasalnya, sekitar dua jam mereka harus menyusuri gunung dan melintasi jalan berbatu dengan mobil four wheel. "Setibanya di sana, ternyata kami sudah di atas awan. Kalau enggak ikut syuting ini, saya enggak akan berada di tempat yang indah dan sejauh itu," imbuhnya.
Peran Ibu Imbok menjadi tantangan tersendiri yang tak gampang dilakoni Ririn. Ibu Imbok adalah sosok guru yang mengajar dengan hati, sabar dan tak kenal lelah memotivasi muridnya untuk mengejar cita-cita, kendati dengan segala keterbatasan yang ada. Karakter itu dinilai Ririn berbeda jauh dengan dirinya.
"Saya suka anak kecil, tapi guru Imbok ini super sabar dan punya semangat tinggi. Sementara saya tak sesabar dan sesemangat itu. Ibu Imbok juga tidak menyukai kekerasan dalam mengajar murid-muridnya di sekolah," aku Ririn seraya menyebut scene di bawah Pohon Cita-Cita sebagai adegan yang paling berkesan.
Di samping itu, ini kali kedua Ririn mendapat peran berjilbab secara berurutan, setelah main di film Rindu Purnama. Walaupun sama-sama berjilbab, Ririn harus bisa menampilkan karakter yang berbeda. "Jangan sampai orang menonton saya yang sama. Yah, look-nya mungkin hampir sama, tapi berbeda karakter. Awalnya stres juga belajar meninggalkan karakter sebelumnya," ungkap Ririn yang tak mau dianggap stereotype lewat peran wanita berjilbab.
"Tak sedikit yang bilang saya cocok berjilbab karena auranya keluar. Mungkin hoki saya berjilbab, tapi saya enggak mau orang berpikir Ririn, ya, pakai jilbab. Setelah Serdadu Kumbang, ada dua tawaran lagi untuk peran wanita berjilbab, tapi terpaksa saya tolak. Di luar peran, saya juga belum siap berjilbab karena tanggung jawabnya berat, harus jaga sikap dan segala macam," beber Ririn.
Akhir kata, Ririn mengaku memetik banyak pelajaran selama syuting. Salah satunya, sebagai "orang desa" Ririn belajar tentang kesederhanaan. Ia jadi lebih bersyukur atas apa yang telah diperolenyah. "Di sana masih banyak orang kekurangan, tapi mereka selalu bersyukur dan makan apa yang tersedia dari hasil panen untuk hidup sehari-hari dan enggak mikirin baju merek apa yang harus dipakai. Hidupnya simpel banget," ucap Ririn yang tengah istirahat main sinetron dan ingin fokus di film.
Ahmad Tarmizi
KOMENTAR