Kamila mengakui cukup berat "mengepalai" syuting sebuah film di medan yang terhitung berat. "Kalau bikin film dokumenter paling krunya 5 orang, tapi di film sampai 50 orang. Capek dan emosi, tapi saya harus menjaga suasan tetap kondusif. Dalam waktu 25 hari syuting harus selesai. Untunglah kami semua punya visi yang sama, sehingga suasananya enak terus," ujar Kamila yang cukup puas dengan hasil kerjanya. "Hasilnya sesuai dengan yang aku pikirkan dari awal. Tak sedikit yang diluar dugaan. Di antaranya akting bagus anak-anak asli Bajo."
Lantas, pernahkah Garin sempat datang ke lokasi syuting? "Enggak. Dia lebih memberi kebebasan kepadaku. Aku juga tahu, kalau dia di lokasi syuting pasti akan gemes sendiri. Aku, kan, pasti marah (Jika Garin campur tangan, Red).Mendingan dia enggak datang," jawab Kamila. Kendati demikian, Garin tetap memantau. "Seperti selama proses editing. Dia juga surprise aku bisa explore yang ada di situ (Suku Bajo). Dia juga happy mengingat medannya berat kayak gitu," imbuhnya.
Kamila berharap dari film ini pemirsa Indonesia lebih mengenal negerinya lagi, karena tak sedikit yang belum tahu Suku Bajo. "Kalau filmnya laku menurutku itu bonusnya," sebut Kamila.
TMLV bertutur tentang anak suku Bajo, Pakis (Gita Nova) yang kehilangan ayahnya. Gita sering menggunakan cermin untuk mencari ayahnya, sebab Suku Bajo punya tradisi mencari orang dan barang hilang dengan cermin. Sementara ibunya (Atiqah Hasiolan) sudah pasrah dengan kehilangan suaminya. Pemain lain adalah Reza Rahadian yang berperan sebagai peneliti ikan lumba-lumba.
Tarmizi
KOMENTAR