"Dia jarang ngomong (dalam bahasa) Ambon. Dia susah ngomong Maluku. Tapi anehnya, waktu terakhir sama ibunya dia ngomong Ambon. Dia bilang dalam bahasa Ambon kalau dia kesakitan," cerita Bop Tutupoli di rumah duka di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (21/4).
Bob mengaku kenal Franky sejak kecil saat mereka sama-sama berada di Surabaya. Ia melihat, ada sifat Franky yang terus ada hingga saat ini. "Dari kecil, anak ini lain dari yang lain, berandal tapi suka bantu. Itu dibawa sampai sekarang. Saya katakan dia seorang artis nasionalis yang enggak ada duanya. Kadang-kadang aneh, kalau kita bicara soal yang biasa, dia udah hilang, tapi kalau bicara sosial, dia selalu ada," ungkap Bop.
Bob merasa ini sudah menjadi jalan terbaik bagi Franky. Ia justru merasa Franky akan semakin tersiksa jika masih bertahan. "Penyakitnya itu yang bisa menyembuhkan satu-satunya adalah mukjizat karena sakitnya luar biasa. Dia hidup karena (diberi) penenang. Kalau dulu dikasih satu, anehnya, makin sekarang bertambah (dosisnya) dua dan tiga. Kalau sudah habis, ya habis itu," cetus Bop.
Jenazah Franky sampai saat ini masih disemayamkan di rumah duka. Pemakaman akan dilaksanakan Jumat (22/4) di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Isna
KOMENTAR