Siang itu, tepat lima hari sebelum Gunung Merapi meletus, Dude Herlino menjalani syuting film terbarunya, Dalam Mihrab Cinta (DMC) di kawasan Kaliurang dan Ploso Kuning, Sleman, Yogyakarta. Tak seperti biasanya, ratusan pengunjung memadati lokasi syuting. Anak kecil, remaja hingga ibu-ibu berebut ingin melihat, menyapa dan berjabat tangan dengan Dude. Maklum, itu adalah hari pertama Dude menyambangi lokasi berbeda syuting DMC.
Hari itu memang hari spesial bagi Dude, dimana ia harus mengikhlaskan rambutnya digunduli demi perannya di DMC. "Mudah-mudahan dengan digunduli seperti ini, bisa buang sial dan lebih berkah," canda Dude.
Dude yang baru tiba dari Jakarta pun segera pergi ke kamar ganti. Dua orang kru penata rias langsung sigap. Langkah pertama sebelum digunduli, di rambut asli Dude akan ditambahkan rambut ekstra (extension hair) untuk memberi kesan panjang. Maklum saja, di film DMC, Dude yang berperan sebagai Syamsulhadi memang diceritakan berambut gondrong.
Sambil dirias, Dude bercerita, asal mula ia mendapatkan peran sebagai Syamsul. Menurut Dude, ia sendiri sudah membaca novel berjudul sama, karangan penulis Habiburahman El Shirazy (Kang Abik), tiga tahun lalu. "Ketika itu, saya sudah membayangkan betapa dramatisnya kalau novel ini difilmkan. Alhamdullilah, setelah menyelesaikan syuting Ketika Cinta Bertasbih, impian saya terkabul. Saya mendapat tawaran dari Kang Abik untuk berperan sebagai Syamsulhadi di film DMC," ungkapnya.
DMC sendiri berkisah tentang perjalanan hidup Syamsul, pemuda yang ingin menuntut ilmu di sebuah pesantren dan meninggalkan kehidupan mapannya. Di pesantren itu, ia lantas bertemu Zizi (Meyda Sefira), putri pemilik pesantren. Namun, di pesantren itu pula ia sempat difitnah sahabatnya sendiri, Burhan (Boy Hamzah), yang lantas membuat Syamsul berubah jadi pencopet. Di tengah masa-masa sulit itulah, Syamsul bertemu Sylvie (Asmirandah), yang dianggapnya menjadi jalan pertobatan. Dan sebagai 'bumbu' pelengkap, kisah cinta segitiga antara Syamsul-Sylvie-Zizi pun turut menghiasi film ini.
Soal peran sebagai pencopet, Dude mengaku cukup tertantang. Ditambah lagi, ia harus melakoni adegan mencopet, dan rambut yang digunduli. "Saya merasa, dalam melakukan pekerjaan, baik itu syuting film maupun sinetron, saya harus total. Sejak menerima tawaran main film itu, saya sudah siap mental untuk gundul. Makanya saya tanya ke keluarga, sahabat, teman dan Duluv (Dude Lovers, komunitas penggemar Dude Herlino, Red.). Ya, memang ada pro dan kontra sebelumnya, tapi pada akhirnya mereka mendukung dan percaya pada pilihan saya," papar Dude.
Tidakkah Dude takut, peran antagonis akan merusak citranya? "Tidak, karena ini adalah bagian dari syiar tentang sikap pemaaf dan berpikiran positif. Ini adalah potret kehidupan masyarakat di sekitar kita. Gara-gara dituduh mencuri, Syamsul dipukuli, digunduli dan akhirnya dijauhi. Orang semakin merasa terasing dan tak diterima oleh lingkungannya. Untuk kasus seperti ini, seharusnya kita bisa memaafkan dan tidak melakukan justifikasi. Buktinya, setelah ada perhatian dan kasih sayang, serta kemauan yang kuat untuk meninggalkan dunia hitam, akhirnya Syamsul jadi orang baik dan meninggalkan kehidupan gelapnya," jelas Dude.
Sementara itu, para Duluv yang ingin melihat detik-detik penggundulan rambut Dude, ternyata tak hanya datang dari Yogya, Solo dan sekitarnya. Bahkan ada yang rela datang dari Surabaya, Kediri, sampai Madiun. Kebanyakan, mereka mengaku ingin melihat proses syuting, serta menyaksikan secara langsung penggundulan kepala Dude.
Meski begitu, para Duluv mengaku tak tega saat melihat wajah Dude yang lebam dan membiru, meskipun hanya untuk keperluan akting belaka. Wynis, misalnya, yang datang khusus dari Surabaya, mengaku tak tega melihat wajah Dude yang berdarah-darah. Ia datang bersama teman-temannya sesama Dude Lovers. "Kami sengaja datang karena lokasi syutingnya, kan, di Yogya. Enggak terlalu jauh dari Surabaya ketimbang ke Jakarta. Selain ingin bertemu langsung dengan Kak Dude, kami juga ingin menyaksikan proses penggundulan rambutnya. Rasanya, sih, sayang kalau lihat rambut tebal Kak Dude harus dipotong. Tapi kami mendukung keputusan Kak Dude. Toh, ini demi kepentingan peran Kak Dude dalam filmnya," ungkap Wynis.
Prosesi pemotongan rambut sendiri dilakukan oleh pihak rumah produksi Sinemart setelah syuting film DMC mencapai 75 persen. "Jadi, scene rambut pendek nanti letaknya di bagian awal film. Tapi berhubung proses film ini harus cepat dan tak mungkin menunggu rambut Dude tumbuh, akhirnya proses syuting kami balik," urai Kang Abik, sang sutradara.
Erni
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR