Sebenarnya setiap hari bisa berganti. Tapi saya sangat bangga pada lagu I Will Reach You, karena saya yang menulis lagu itu. Bagi saya, menulis lagu sangat menyenangkan. Untuk bisa menulis lagu dan diproduseri seorang produser kelas dunia seperti John Shanks (produser album Gravity ini sebelumnya sukses bersama Bon Jovi, Kelly Clarkson, Celine Dion dan Sheryl Crow, Red.) adalah momen yang paling berharga. Akhirnya saya jadi kecanduan menulis lagu, dan mungkin masih banyak lagi lagu yang akan saya tulis setelah ini. Ha ha ha.
Apakah ada perbedaan, ketika menyanyikan lagu sendiri dengan lagu milik orang lain?
Iya. Seperti di lagu I Will Reach You, saya menulis dari pengalaman pribadi. Jadi kalau saya menyanyikannya lagi, rasanya sangat beda. Ada lagu lain yang juga saya tulis, judulnya Before It's Too Late. Itu soal mengatakan sesuatu pada seseorang, lebih baik sekarang daripada terlambat. Tentang tidak menunggu dan menunda sesuatu, karena semua harus dikatakan sekarang, atau Anda akan kehilangan kesempatan itu. Tapi di saat yang sama, saya suka menyanyikan lagu orang lain. Kesuksesan kami pun sudah terbukti saat menyanyikan lagu orang lain. Tapi, apakah itu lagu sendiri atau lagu orang lain, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kembali ke single Safe, video klipnya terlihat sedikit berbeda, termasuk adegan kecelakaan mobil. Bagaimana ceritanya?
Iya, itu agak aneh dan sedikit menyeramkan. Ha ha ha. Saya sendiri mendapatkan pengalaman bagaimana rasanya ada di momen pasca tabrakan mobil. Saya duduk terbalik di mobil yang juga posisinya sudah jungkir balik, asap keluar dari mana-mana, dan jendela pecah. Sebenarnya agak menyeramkan, tapi karena banyak orang di sana, sekitar 20 orang, jadi tidak terlalu menakutkan.
Setelah album dirilis, ada rencana tur keliling dunia?
Kami berencana untuk menggelar tur mulai Maret tahun depan. Untuk sementara, memang turnya akan berlangsung di Inggris dan Irlandia. Tapi kami punya banyak penggemar di Twitter yang berasal dari Indonesia. Saya berkomunikasi dengan mereka secara langsung hampir setiap hari. Saya tahu kalau mereka sangat ingin kami kembali ke Indonesia. Kami pun sangat ingin kembali ke Jakarta.
Oh, ya?
Iya! Jujur, kami sangat rindu dengan Indonesia. Kami punya banyak pengalaman yang tak terlupakan di Indonesia. Kami ke Indonesia cukup sering, ya. Banyak pengalaman hidup kami yang penting, terjadi di Indonesia. Ketika kami pertama mendarat di Jakarta, saya masih berusia 19 tahun, dan ada sekitar 5.000 orang fans yang menunggu di airport, dan ratusan anggota polisi yang menjaga. Kami tiba di area pengambilan bagasi, dan ribuan fans menggedor-gedor dinding kaca. Untuk anak muda berusia 19 tahun yang datang dari pinggiran Irlandia, melihat pemandangan seperti itu, rasanya seperti melayang. Ha ha ha.
Jadi, kapan akan ke Indonesia?
Saya cinta Indonesia, sangat rindu dan benar-benar ingin kembali. Hanya saja, kami belum tahu kapan itu akan terjadi. Saya tulus percaya itu akan terjadi lagi, tapi soal kapannya, saya benar-benar belum tahu. Kalau aku yang memutuskan, ya, maunya datang ke sana minggu depan. Tapi kami semua hidup di bawah aturan, termasuk aturan bisnis yang sudah ada dan sudah harus diikuti. Itu konsekuensinya.
KOMENTAR