Tari mengaku tidak mudah menghadapi masalah ini. "Mungkin sekarang saya diajak ngobrol ketawa, tapi nanti bisa nangis lagi, kemudian ketawa lagi. Eggak ada yang tahu apa yang saya rasakan, seberat apa yang saya alami," kata Tari kembali berurai air mata saat dijumpai di Pondok Laguna, Pecenongan Raya, Jakarta Pusat, Kamis (26/8) malam.
Rasa malu masih dirasakan Tari hingga kini. "Saya enggak terima. Saya malu, kecewa, dan sedih, saya sangat merasa bersalah," tutur Tari yang tak kuasa lagi menahan tangis sehingga air matanya tumpah. "Bisa kebayang, kan, kalau rasa itu bercampur aduk?" katanya.
Ibu seorang putri bernama Sidney ini bahkan sempat tak tahan lagi untuk hidup. Keputus asaan sempat menjalar di benak Tari. "Kalau putus asa itu, saya rasa wajar. Bukan hanya putus asa, orang kalau lagi down pasti pikirannya sempit. Pastinya saya mengalami proses yang kayak gitu. Cuma balik lagi, saya melihat banyak yang harus saya hadapi. Saya punya suami, anak, dan ibu," kata Tari yang mengungkapkan sumber kekuatannya adalah keluarga tercinta.
Okki
KOMENTAR