Sambil tersenyum, Jane berkisah, duetnya dulu bersama Franky terjadi secara tak sengaja. Pada suatu ketika, rekan duet Franky sakit, maka Jane lah ditunjuk sebagai penggantinya. Berawal dari acara itu, Franky & Jane lalu mendapat kontrak ke Jakarta untuk membuat 5 album, namun hanya 2 album yang teralisasi. "Hal itu bukan kesalahan kami, tapi memang karena jadwal (pembuatan album, Red.) yang tak pasti. Kami pun keluar (dari perusahaan rekaman, Red.) dan Franky dapat pekerjaan lain membuat lagu di film Ali Topan."
Jane mundur berduet dengan Franky pada 1983, tak lama setelah Jane menikah. Alasan Jane, selain ingin fokus mengurus keluarga, juga memberi kebebasan pada Franky untuk berkolaborasi dengan yang lain. "Franky mungkin mau refreshing dengan yang lain. Biarlah dia bereksperimen," ujar Jane yang setelah menikah menetap di Jakarta .
Pengalaman yang paling berkesan selama berduet dengan Franky, menurut Jane, adalah saat mengamati kakaknya menciptakan dan mengaransemen lagu dengan berbagai komponen musik, hingga membuat lirik.
Di mata Jane, Franky adalah orang yang baik hati dan berjiwa tulus. "Karakter itulah yang mungkin disukai teman-temannya. Dengan talenta yang dimiliki, dia bisa bergaul dan mengakrabkan diri dengan siapa saja, dari kalangan apapun. Sekarang bisa dilihat, ketulusan itu imbasnya kembali ke dia," papar Jane yang menilai Franky sebagai kakak yang tak pernah nakal.
"Sedari kecil dia anak yang sangat baik dan mengayomi adik-adiknya. Dia sangat dekat dengan ibu. Bahkan dia jadi saudara laki-laki paling yang paling disayangi ibu," imbuh Jane.
Meski hanya anak ke 3 dari 7 bersaudara, Franky, masih cerita Jane, amat dituakan dan menjadi tulang punggung keluarga. "Dia memang tak banyak bicara, tapi banyak memberi masukan dan pertolongan buat adik-adiknya. Dia banyak membantu adiknya menyelesaikan kuliah, sampai kuliah ke luar negeri.
Uniknya, meski banyak menanam budi pada keluarga dan orang lain, Franky enggan menceritakan kesulitannya. "Sebetulnya dia bukan jenis orang yang senang dibantu. Dia punya gengsi yang sangat tinggi," ungkap Jane. Pun terhadap penyakit yang dideritanya, Franky tak pernah banyak mengeluh. "Dia orang yang pantang menyerah. Jika pada akhirnya dia menyerah, itu sudah betul-betul sakit."
Tarmizi
KOMENTAR