Yang menarik, lagu recycle yang mereka pilih adalah lagu dangdut berjudul Jatuh Bangun yang pernah dipopulerkan pertama kali oleh Meggy Z. Rasanya janggal mendengar band beraliran pop-rock membawakan lagu dangdut, tapi mereka justru tertantang untuk mengaransemennya dengan gaya pop. Pertimbangan memilih lagu itu pun sangat sederhana. Selain Jatuh Bangun lagu asli Indonesia, lagu ini juga sangat popular di zamannya, pun saat Kristina mempopulerkannya kembali.
Rupanya mereka pun sudah sering membawakan lagu ini di acara-acara off-air, lho. Padahal albumnya sendiri belum keluar. Tapi dengan begitu mereka bisa tahu lagu ini diterima atau tidak oleh masyarakat. "Selama 1,5 tahun yang lalu kami sudah sering membawakan lagu ini dengan aransemen sendiri. Karena terbiasa, tiba-tiba kami terpikir, kenapa enggak coba dimasukkan ke album saja," ujar Opet.
Setelah sepakat, mereka lalu membicarakannya dengan produser dan responsnya positif. "Saat dibicarakan ke produser, langsung disetujui. Kami juga diminta untuk bisa membawakannya lebih baik lagi dari versi sebelumnya."
Izin ke pencipta lagu pun segera dilakukan. Setelah itu, mulai menggarap lagu sendiri. "Untuk sistem royalti dan hak cipta, pasti ada dan kami benar-benar mengurus itu sampai tuntas. Kami enggak mau ada masalah nantinya. Penciptanya, Mas Eko dan Mas Uti, cukup senang saat kami minta izin membawakan lagu mereka dengan versi yang berbeda," jelas Opet.
Dengan lagu ini, Tiket ingin menunjukkan kepada para pendengar musik, jika mereka tak pernah kehabisan ide dalam membuat lagu baru. "Kalau masalah kehabisan ide, sih, enggak ya. Album ini malah menjawab semua pertanyaan itu karena dari 10 lagu, ada 9 lagu hasil karya kami dan cuma satu yang recycle."
Kalaupun ada pro-kontra mengenai artis yang senang me-recycle lagu, mereka hanya menganggap itu sebagai kritik membangun untuk band mereka saja. Mereka pun tak takut fans akan meninggalkan mereka. "Kami cuma mencoba menembus satu aliran baru rock dengan menyertakan satu lagu dangdut. Walau pada dasarnya kami tidak mengarah ke dangdut. Kami juga banyak terima masukan dan kritikan dari musisi lain. Mengeluarkan sesuatu yang baru pasti ada suka-dukanya," jelas Budhy.
Tiket berharap, single-nya bisa diterima pecinta musik Indonesia. Mereka sadar, dengan adanya musik dangdut di album baru, mereka juga ikut bertanggung jawab menjaga musik dangdut itu sendiri. Selain itu, tak dipungkiri, mereka juga berusaha mengambil keuntungan dari para pecinta musik dangdut secara umum.
Caroline Pramantie
Mengintip Isi Buku "Cabai Kering pada Khazanah Masakan Melayu", Ada Resep Sambal Bilis hingga Otak-otak
KOMENTAR