Selama dua minggu setelah diagnosa itu, Inul harus rutin menyuntikkan cairan untuk memperkecil miom sehingga rahimnya bisa menjalani proses bayi tabung.
Setiap hari, Inul menyuntik sendiri cairan yang diberikan dokter. "Satu suntikan harganya Rp 1,5 juta dan harus dilakukan sehari dua kali tiap hari, selama dua minggu. Kayak suntik insulin, aku diajari dokter cara menyuntik diri sendiri."
Ia pun lega karena setelah 2 minggu berlalu, "Waktu di-USG lagi, miomnya mengecil. Jadi, proses selanjutnya, mematangkan telur dan menyuntik sperma bersamaan," kisahnya. Alhasil, awal Agustus 2008, Inul menjalani proses penyuntikan bayi tabung. Dua dari empat benih dengan kualitas terbaik, disuntikkan ke dalam rahimnya.
Namun, hanya satu yang akhirnya berhasil tumbuh menjadi janin. "Pertama diberitahu, perasaaan saya biasa saja. Soalnya, sudah sering juga terlambat (haid), tapi enggak pernah jadi. Nah, waktu dokternya bilang janin berkembang, senangnya setengah mati," kata Inul.
Yetta Angelina
Foto: Romy Palar/NOVA
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR