Pemilik nama asli Muhammad Ridho Irama ini menyayangkan pembatalan itu. Dia berpikir urusan perizinan sudah beres saat dia dikontrak satu paket untuk lima kota. Tetapi pelantun Menunggu dan Kerinduan yang melepas album pertamanya Januari lalu ini berusaha memaklumi karena di daerah itu jika ada konser dangdut sering rusuh. Ini terbukti ketika dia bergoyang di Stadion Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Sabtu lalu. Konser ricuh karena banyaknya penonton yang masuk stadion dengan melompat pagar.
Saat itu 18 orang diamankan setelah mereka melempari polisi dengan batu dan kayu. Setelah kejar-kejaran hingga ke permukiman warga. Ridho berhenti menyanyi sejenak dan memberi kesempatan kepada aparat untuk menertibkan para penonton. Panggungnya tak luput dari lemparan batu.
Meski begitu dia tidak ambil pusing. Honornya tidak berkurang karena dia dikotrak satu paket. "Lumayan, nambah waktu istirahat," katanya.
st30/surya
KOMENTAR