Yusuf Wachyudi (30) sebetulnya tak kenal Adjie Notonegoro. Awalnya, Mulya Dewi (28), yang saat itu masih kekasih Yusuf, bekerja sebagai salah satu staf desainer itu. Dari situlah Adjie menghubungi Yusuf untuk meminjam uang, tanpa sepengetahuan Dewi.
Pinjaman pertama terjadi awal 2007. "Jumlahnya kecil, Rp 10 juta, dan lunas dalam waktu tak lama karena saya juga perlu untuk biaya pernikahan," kata Yusuf. Sekian bulan kemudian, Adjie pinjam lagi. Kali ini lumayan besar, Rp 220 juta. "Katanya untuk pembuatan seragam karyawan Bank BRI dan segera dikembalikan."
Awal bulan puasa 2007, Yusuf mentransfer uang secara bertahap dengan total nilai Rp 220 juta ke rekening PT. APAC Inti Corpora, perusahaan garmen yang jadi rekanan Adjie untuk pengadaan seragam itu. Desember 2007, seluruh seragam sudah dikirim ke BRI. Januari 2008, Yusuf mulai menagih uangnya.
"Adjie sebetulnya sudah memberi Bilyet Giro (BG) senilai Rp 220 juta pada saya, tapi waktu saya cairkan, enggak ada uangnya," tutur Yusuf yang lalu menagih pada Adjie. Setelah enam bulan, Adjie "mencicil" Rp 73 juta. "Itu pun dibayar dalam beberapa tahap. Pertama Rp 10 juta dibayar kontan, lalu memberi lima lembar BG. Tiga di antaranya bisa dicairkan dengan total nilai Rp 63 juta. Sisanya, kosong!"
Saat dihubungi via layanan pesan singkat, Adjie meminta maaf tak mau membahas masalah ini, karena masih banyak hal lain yang harus ia kerjakan. Ia juga bertutur, pengacaranya yang mengurus hal ini. "Tuhan tidak pernah tidur. Suatu saat akan terbukti," tulis Adjie.
Hasuna
KOMENTAR