Januari 2008, lebih dari 6.000 penggemar buku best-seller Twilight karya Stephenie Meyer, protes keras. Mereka tak sudi Robert Pattinson (22) berperan sebagai Edward Cullen, tokoh vampir menawan yang berperawakan sempurna layaknya para dewa dalam mitologi Yunani Kuno.
Di bukunya, Stephenie menggambarkan Edward sebagai sosok dengan kulit menyerupai pualam, pucat, sedingin es, dan berkilauan saat diterpa sinar matahari. Ia juga rupawan, berang pipi tinggi, rahang kuat, hidung mancung, dan bibir penuh. Rambutnya yang selalu terlihat berantakan, membiaskan semburat kecokeatan warisan dari ibunya yang manusia. Matanya yang awalnya berwarna hijau, seiring dengan waktu berubah menjadi keemasan.
Ribuan surat protes itu jelas membuat Robert gentar dan nyaris urung menerima lakon yang kelak menasbihkan namanya sebagai salah satu aktor "terpanas" tahun ini. "Semua orang sepertinya membenciku karena menerima peran ini," ungkap Robert. "Saat aku membaca bukunya dan melihat penggambaran Edward sebagai makhluk sesempurna dewa, aku pun berpikir tak mungkin bisa melakukannya,"
Namun, untungnya, ketika mengetahui lawan mainnya adalah Kristen Steward, Robert berubah pikiran. Sudah sejak lama ia mengidolakan Kristen. "Saat kami memasuki ruangan, aku merasakan chemistry itu. Jadi, Kristen adalah alasanku kenapa akhirnya mau memerankan Edward,"
BAHAYA SEKALIGUS RUPAWAN
Robert memang sedang beruntung karena seharusnya aktor Henry Cavill yang dijagokan sebagai pasangan Isabella Swan, tokoh utama di novel itu. Rupanya, saat casting, usia Cavill sudah masuk 25 tahun dan tak mungkin memerankan Edward yang meski berumur 190 tahun tapi terperangkap dalam tubuh pemuda 17 tahun. Pilihan pun jatuh ke Robert Pattinson.
"Aku sangat senang pilihan itu jatuh ke orang yang tepat. Hanya sedikit aktor yang dapat terlihat berbahaya namun rupawan dalam waktu bersamaan dan bahkan lebih sedikit lagi yang memenuhi bayanganku tentang Edward. Sejak awal aku sudah yakin, Robert akan memerankannya dengan indah," tutur Stephenie.
Begitu pula halnya dengan Erik Feig, pemilik Summit Entertainment, yang membuat film ini. "Adalah sebuah tantangan untuk menemukan aktor yang tepat memainkan karakter yang telah hidup di benak para pembaca. Namun kami menerima tanggungjawab itu dengan sangat serius dan kami percaya telah menemukan seorang Edward yang sempurna dalam diri Robert Pattinson."
Robert Thomas-Pattinson, begitu nama lengkapnya, lahir di London , Inggris, 13 Mei 1986. Ibunya, Clare, bekerja untuk sebuah agensi model, dan ayahnya, Richard, importir mobil antik dari Amerika.Sebelum namanya melambung karena sukses memerankan tokoh Edward, Robert dikenal pecinta film di Indonesia sebagai Cedric Digorry dalam Harry Potter and The Goblet of Fire (2005). Berkat perannya sebagai kapten Quidditch dari asrama Hufflepuff tersebut, Robert dinobatkan sebagai British Star of Tomorrow oleh Times Online. Nama Robert juga kerap disebut-sebut sebagai The Next Jude Law.
SEKARUNG SURAT KECAMAN
Sosoknya yang terlanjur lekat dengan nama Cedric Diggory, menjadi salah satu alasan mengapa banyak penggemar Twillight sangsi Robert dapat memerankan tokoh Edward dengan baik. "Aku mendapat sekarung besar surat dari penggemar yang marah. Mereka bilang, aku tak mungkin bisa memainkan Edward, karena aku adalah Diggory. Semoga aku bisa membuktikan, mereka salah," ucapnya yakin.
Dunia seni sudah diakrabi Robert sejak kecil. Selain berakting, ia dikenal sebagai musisi, gitaris sekaligus pianis yang handal. Ketika usianya belum lagi mencapai 15 tahun, Robert mulai berakting secara amatir bersama sebuah teater terkenal di Inggris, Barnes Theatre Company. Setelah itu, kariernya melompat-lompat dari serial televisi yang satu ke serial televisi yang lain.
Robert memang sudah membuktikan, ia sukses mememrankan Edwar Cullen, vampir "vegetarian" karena tak menghiap darah manusia. para wanita pun tergila-gila padanya. Tahun-tahun mendatang, diramalkan akan menjadi masa kejayaan Robert yang sudah diminta berperan sebagai pelukis eksentrik beraliran surrealis, Salvador Dali.
Astudestra Ajengrastri
Foto: Getty Images
KOMENTAR