Itu dulu. Kini Marsha belum main sinetron stripping lagi. Pasalnya, jadwal kerjanya tak pernah cocok dan belum menemukan tawaran peran yang pas buatnya. "Apalagi jika perannya antagonis, langsung aku tolak," katanya sambil tertawa.
Sekarang aktris yang sudah membintangi enam film ini ingin berkonsentrasi di dunia layar lebar. Marsha menikmati proses kerja di dunia film. Meskipun film dan sinetron terlihat sama di mata orang awam, namun menurutnya, proses pembuatannya sangatlah berbeda. "Perbedaan paling besar, (di film. Red) mungkin ada pada persiapan, jalan cerita dan cara kerjanya," tambah Marsha.
Sinetron stripping dianggapnya kebanyakan dibuat kejar tayang. Sehingga mereka yang bekerja di dalamnya harus mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan kecepatan. "Pasti tidak gampang membuat sinetron yang kejar tayang seperti itu. Aku yakin, sinetron Indonesia isinya pekerja keras semua."
Maka dari itu, jika ada yang sentimen terhadap kualitas sinetron Indonesia, Marsha malah bisa memaklumi. "Waktu untuk persiapan saja tidak ada, bagaimana kualitas bisa jadi bagus?"
Kepada tabloidnova.com Marsha mengaku pernah hampir tergoda dengan honor yang ditawarkan sinetron stripping. Ia mengurungkan niatnya setelah berpikir ulang. "Aku merasa takut menjajalnya. Enggak tahu kenapa, rasanya belum siap mental untuk menjalani stripping," akunya.
Ajeng
KOMENTAR