Seni merajah tubuh selalu identik dengan sesuatu yang kasar dan liar. Namun bagi penikmatnya, seni membuat tato di salah satu bagian tubuh menjadi suatu kepuasan dan kebanggaan tersendiri. Seperti yang dialami presenter kocak, Jody. Meski demikian, ia sempat diomeli sang istri lantaran tak meminta ijin terlebih dahulu ketika akan menjadikan dirinya sebuah media aksi seni. "Awal bikin tato, gue enggak bilang istri. Justru setelah selesai bikin tato, gue kasih lihat ke istri, baru deh gue diomelin," kata pria plontos ini.
Bukan tanpa alasan Jody mau merelakan tubuhnya kian warna-warni dengan tinta tato. Jody ingin mengubah imej seseorang yang bertato. Selama ini tato selalu dinilai negatif bagi sebagian besar orang. "Awalnya gue tatoan karena gue seorang biker (penggemar motor-red). Menurut gue tato itu body art, walaupun punya tato, gue masih beribadah kok," ujarnya santai.
"Tato itu menjadi bahasa verbal, selain musik dan otomotif," kata Jody yang sampai saat ini belum mau menambah koleksi tato di tubuhnya. Jody sempat menyesal dan mengakui kesalahannya setelah merajah tubuhnya itu. "Kalau gue saranin jangan bikin tato karena itu untuk seumur hidup. Pikir 3 ribu kali deh. Gue salah udah mentato badan," kata Jody menyesal.
Okki
KOMENTAR