Begitu keluar LP, Krisna disambut sang kekasih, Christie Chaslam, dan tim pengacaranya. Mereka kemudian menggelar jumpa pers di sebuah rumah makan. Seperti ingin "balas dendam", Krisna diajak memburu makanan yang sulit didapatkan di LP, yakni pizza, makanan favoritnya, dan seafood. Esokan harinya, Krisna jalan-jalan menikmati suasana pantai Mayaria, Kendari. "Rencananya saya ingin mengguyur Krisna dengan air laut, terpaksa batal karena air lautnya butek," seloroh Christie.
Lucunya, saking asyiknya menikmati kebebasan, Krisna dan Christie kehabisan uang. Mereka sempat panik, apalagi tiket pesawat untuk pulang ke Jakarta belum di tangan. "Selama menjalani masa tahanan, tabungan saya sudah terkuras. Wah, gawat beli tiket pakai apa, nih. Lalu saya mencoba mengecek saldo di salah satu ATM, ternyata ada dana yang baru masuk. Lega rasanya. Allahu akbar," cerita Krisna.
Krisna menyebut pengalaman berada di tahanan sebagai pelajaran yang sangat berharga. Fasilitas yang seadanya dan perasaan yang tak menentu selama di LP, telah membuat Krisna dekat dengan Tuhan. Ia rajin salat dan bisa menerima keadaan dengan tabah.
"Malam pertama praktis saya enggak bisa tidur. Saya mendapat jatah sebuah kasur tipis kecil dan bantal. Di sel banyak tikus, kecoa, dan lipan. Saya jijik dan takut telinga saya kemasukan lipan. Hari-hari selanjutnya saya berusaha beradaptasi. Anggapan yang mencekam tentang LP mulai menghilang setelah saya bergaul dengan sesama tahanan dan petugas. Menu para tahanan berupa ikan dan sayur yang semula enggan saya sentuh, mulai saya makan. Perasaan ikhlaslah yang membuat saya tabah menjalani masa penahanan itu. Tapi saya enggak mau kembali," kisah Krisna yang sering dijenguk penggemar ibu-ibu dengan bawaan makanan dan buku-buku.
Momentum keluar dari sel ingin dijadikan Krisna sebagai awal yang baik untuk memperbaiki diri. Sesuai kesepakatannya dengan PN Kendari, pada 21 Juli pun ini Krisna akan kembali ke Kendari untuk menjalani sidang selanjutnya.
Tumpak
KOMENTAR