gi Rangga (pemeran Guntur) dan Valerie (pemeran Michelle) yang baru pertama kali berakting, pengalaman di King membuka mata mereka tentang sebuah dunia baru yang amat menarik. Sementara bagi Lucky (pemeran Raden) yang sudah dua kali main film sebelumnya, King adalah ajang pembuktian bahwa dirinya memang berbakat dan layak disebut bintang cilik.
Yang unik, keikutsertaan Rangga dan Valerie di King bisa dibilang lebih karena "terpaksa". Rangga yang adalah atlit di klub bulu tangkis PB. Jayaraya Jakarta, semula enggan mengikuti casting. "Pertama disuruh Mama, Rangga enggak mau. Soalnya memang enggak suka dan enggak ingin main film." Tapi, setelah sang pelatih sendiri yang turun tangan membujuknya, Rangga pun luluh.
Bakat Baru
Sementara Valerie, sebelumnya sama sekali tak pernah terpikir akan jadi seorang artis seperti Papa dan Mamanya, Jeremy Thomas dan Ina Thomas. "Aku enggak suka," ujar Valerie yang sehari-hari memang tampil sangat cuek dan tomboi ini. Namun, akhirnya Valerie mau juga bermain di King. "Daddy bilang aku harus main, karena movie-nya bagus," ujar Valerie lugu.
Dan meski keikutsertaan mereka dalam King bukan karena keinginan sendiri, toh, akhirnya Rangga dan Valerie amat menikmati setiap detik kebersamaan di lokasi syuting bersama kru dan bintang King lainnya.
Valerie yang sangat suka adventure, merasa syuting King di kaki Gunung Ijen, layaknya sebuah liburan di alam bebas yang amat seru dan sarat pengalaman baru. "Makanya dia enggak pernah mengeluh capek. Buat dia ini enggak kayak sedang kerja. Dia memang suka banget sih, sama alam," cerita Ina Thomas yang selama syuting King, selalu setia menemani putri bungsunya.
Sementara Rangga yang semula mengaku sering gugup dan bingung, ternyata semakin hari semakin menikmati berakting di depan kamera. Sampai-sampai Nia Sihasale berujar, "Enggak disangka-sangka, kami menemukan bakat baru yang luar biasa. Aktingnya begitu natural, namun juga sangat kuat," puji Nia tentang akting Rangga.
Lain lagi dengan Lucky yang memang sudah teruji bakatnya lewat beberapa produk iklan dan film layar lebar. Memerankan Raden yang punya sifat cukup mirip dengan dirinya, kocak, jahil, namun setia kawan, Lucky mengaku amat bangga bisa bersanding dengan bintang-bintang senior seperti Surya Saputra, Wulan Guritno, dan Ariyo Wahab.
Meski menikmati, kendala dan hambatan tetap dirasakan ketiga bintang cilik ini. Misalnya Valerie. Si cantik kelahiran 2 April 1999 ini selalu kesulitan mengucapkan dialog dalam bahasa Indonesia. Maklum saja, selain di sekolahnya, Valerie pun terbiasa menggunakan bahasa Inggris di rumah. Alhasil, "Disuruh ulang-ulang terus (adegannya)," cerita Valerie sambil meringis.
Walau demikian, tak sedikit pun Valerie ngambek. Ia baru merasa kelelahan jika matahari sedang tak bersahabat. Tapi tak demikian dengan Rangga dan Lucky. Maklum, keduanya asli atlet. Rangga atlet bulutangkis, sedang Lucky atlet silat. "Capek sih, enggak terasa. Sama saja seperti kalau sedang latihan di klub," ujar mereka kompak.
Nyapu Hutan
Dibanding kedua temannya, Valerie memang yang paling banyak harus beradaptasi. Bagaimana tidak, sedari kecil, Valerie sudah dibiasakan hidup serba bersih, teratur, dan sehat. Bahkan sehari-hari ia selalu mengkonsumsi makanan organik.
Alhasil, saat syuting di Gunung Ijen, Ina pun memboyong semua keperluan Valerie, agar tak merepotkan kru Alenia. "Semua saya bawa, mulai dari susunya Val, obat-obatan, bahan makanan, beras merah, dan lain-lain. Maksudnya biar makanannya Val tetap terjaga. Tapi, karena sering melihat teman-temannya makan mi instan dan kerupuk, kadang-kadang Val terpengaruh juga."
Valerie yang dulunya tak pernah kenal mi instan, apalagi kerupuk, jadi sering merengek pada sang bunda, agar diizinkan mencicipi. "Akhirnya saya kasih izin, dengan beberapa syarat. Pertama, belajar dan mengerjakan PR. Terus, dia harus mau menyisir rambutnya. Dia kan, paling malas tuh, menyisir rambut. Ketiga, mi instannya saya sendiri yang membuatkan. Jadi bumbunya hanya sedikit," cerita Ina tergelak.
Keterlibatan Valerie di King memang cukup berliku. Sebelum King, sebenarnya Valerie sudah sering dipinang rumah produksi yang ingin menjadikannya bintang. "Tapi saya dan Papanya enggak pernah kasih. Ini akhirnya boleh juga karena untuk Ale dan Nia saja. Kami memang suka sekali dengan film-film Ale-Nia."
Alhasil, ketika Nia merayunya, Ina Thomas pun luluh. "Tapi dengan dua syarat. Pertama, Val enggak boleh ketinggalan pelajaran. Jadi bagaimana caranya supaya Val bisa tetap dapat materi pelajaran, walau sedang di lokasi syuting. Kedua, Nia dan Ale sendiri yang harus minta ijin langsung ke kepala sekolah Val. Karena sekolah Val itu sangat ketat."
Syarat dipenuhi, Valerie pun akhirnya kesampaian berangkat syuting ke pelosok Jawa Timur. Lalu apa kata teman-temannya di sekolah? "They sent me a card. They told me that they missed me," cerita Valerie yang selama di lokasi sering dipanggil Michelle Maemunah oleh Nia Sihasale, karena kulitnya yang menghitam tersengat matahari.
"Selain jadi hitam, Val di sana juga jadi punya hobi baru. Nyapu dengan sapu lidi!" ujar Ina Thomas, lagi-lagi sambil tergelak. Gara-garanya, dalam salah satu adegan King, Val harus menyapu dengan sapu lidi. "Seumur hidup, Val belum pernah pegang sapu lidi. Sekali nyoba, ternyata dia suka banget. Alhasil, selesai adegan, dia terusin tuh, nyapu halaman luas di lokasi rumah Michelle. Enggak mau berhenti. Sampai bersih semua."
Saking terkesannya dengan keindahan Kawah Ijen dan Baluran dengan rusa-rusanya yang menggemaskan, setiba di Jakarta, Valerie langsung mengirimkan pesan ke HP Nia. "Tante Nia, I really missed savana and Kawah Ijen soooo much. Hik-hiiiks-huuaaaa."
Anastasia Sibarani
KOMENTAR