Pantas, sejak siang, tak ada katering yang datang ke rumah Mayang. Yang ada hanya kiriman satu dus air minaral plus sate 300 tusuk. Masak, sih, Mayang menggelar pesta ultah anak semata wayangnya sesederhana itu?
Adik Mayang, Renggo, ditugasi membagikan bingkisan ke lima panti asuhan yang ada di Purwekerto, kota kelahiran Mayang. Kegiatan itu seakan sudah jadi "tradisi" jika Khiran atau Mayang berulangtahun. Tahun ini, santunannya berupa beras, mi instan, susu, nasi kuning, dan kue.
Renggo pun sempat kucing-kucingan dengan wartawan saat membagikan sembako. Semula, untuk pembagian sembako ke Panti Asuhan Muhammadiyah, direncanakan Senin (31/3) siang. Agar tak diketahui wartawan, Renggo memajukan jadwalnya. "Awalnya, sih, mau dikirim agak siang, tapi ternyata jadwalnya dimajukan," kata seorang pengurus panti.
Kebiasaan Mayang berbagi sembako saat ulang tahun, memang selalu dinanti para penghuni panti. "Waktu ultah pertama Khiran, selain sembako, Mayang juga membagikan handuk. Ulang tahun kedua, diberi selimut. Bahkan saat Mayang ulang tahun Agustus lalu, anak-anak diberi uang Rp 35 ribu. Makanya, ulang tahun Mayang maupun Khiran selalu ditunggu anak-anak-anak," kata Ny. Karyono, kepala Panti Siloam.
Bahkan seminggu sebelum ultah Khiran, kata Ny. Karyono, anak-anak panti sudah ribut. Mereka berharap-harap cemas, bingkisan apa yang akan didapat. "Kalau saya sendiri, sih, sudah lupa. Baru ingat setelah anak-anak membicarakan."
Erni Koesworini
Foto : Wendy
KOMENTAR