Bertindak sebagai pembicara dalam sebuah acara bincang-bincang di kawasan Senayan, Jakarta, Tika spontan melontarkan pendapatnya mengenai standar kelulusan tahun ini. "Depdiknas edan!, ujug-ujug naikin standar kelulusan jadi 5.50, gila apa?"
Tika juga berpendapat, meningkatnya standar kelulusan, berarti meningkat pula tingkat stres dan beban yang terjadi pada anak. "Jelas, panik itu suatu hal yang manusiawi banget. Siswa belum selesai dengan rasa takutnya dengan standar kelulusan tahun lalu yang mencapai 5.25, tahun ini naik lagi jadi 5.50. Saya hanya minta para guru juga memperhatikan kondisi si anak, jadi para siswa bukan hanya sekedar menjadi objek saja. Guru juga harus jeli melihat, mana siswanya yang memiliki tendensius mengalami kepanikan atau stress," ujar ibunda dari Janis tersebut.
Tika juga menyampaikan kekesalannya kepada pihak Depdiknas yang dinilai kurang vokal dalam menyuarakan kebijakan pemerintah yang telah dibuat. "Aku agak kesal sama Diknas, kerjaannya enggak selesai. Info yang seharusnya disampaikan ke pelosok provinsi, ternyata tidak. Hal ini menimbulkan gap antara yang di kota dengan yang di pelosok. Ini, kan, tugas Diknas, bukan tugas saya," bebernya kesal.
"Misalnya seperti penyaluran kisi-kisi untuk ujian, ada sebagian sekolah yang bilang belum menerimanya, sebagian lagi sudah terima dari tahun lalu. Ketika dikonfirm ke Diknas, ternyata penyalurannya sudah sejak 11 Desember 2008 lalu. Gimana coba?."
"Saya hanya mau menyampaikan satu saran untuk Diknas, coba gunakan media nasional untuk membantu sosialisasi kebijakan Pemerintah terkait soal pendidikan, supaya yang di daerah juga tau kebijakan yang di pusat. Wajib!," tutup Tika dalam acara yang juga dihadiri oleh jajaran guru dan pihak Depdiknas ini.
Okki
Foto: Okki
KOMENTAR