Meski akhir yang melegakan, sebenarnya prosesnya cukup panjang dan berliku, terutama mengenai tunjangan nafkah kedua anakku. Tadinya aku menncantumkan tunjangan nafkah sebesar Rp 50 juta pertahun selama 25 tahun. Lalu Rizki mengatakan sanggup memberikan Rp 3 juta per bulan. Saya pikir enggak masalah. Uang itu kelak akan investasikan, sehingga kelak kalau masa sulit bias digunakan. Hanya saja, rencana itu gagal karena Rizki mengatakan pembayarannya akan dicicil semampunya. Wah, aku keberatan karena aku sudah kenal betul dengan karakter Rizki yang enggak bisa pegang janji.
KOMENTAR