Taiwan tak hanya menawarkan beragam wisata alam, tetapi juga pilihan wisata kuliner yang sangat beragam. Termasuk di antaranya adalah restoran yang menyajikan makanan halal. Di sini terlihat keseriusan pemerintah Taiwan dalam mempromosikan Taiwan yang ramah terhadap turis dan warganya yang beragama Islam.
Restoran bersertifikat juga menawarkan beragam makanan dari berbagai belahan dunia. Selain masakan asal Cina juga ada masakan India, Thailand, Turki, Mesir dan tentu saja Indonesia. Sertifikat halal yang disematkan pada beberapa restoran di seluruh Taiwan itu dikeluarkan oleh Taiwan Tourism Bureau atau Biro Pariwisata Taiwan bekerja sama dengan Chinese Muslim Association (CMA) atau Asosiasi Muslim Cina. Selain mengeluarkan label Halal, pemerintah juga memberikan label Ramah Muslim atau Muslim Friendly kepada beberapa restoran yang tidak sepenuhnya menghidangkan makanan halal.
Secara total, tercatat ada sekitar 30 restoran yang memiliki label halal dan Restoran Ramah Muslim. Puluhan restoran, tiga pabrik makanan halal, tiga layanan katering halal dan enam masjid yang tercatat dalam brosur bertajuk Muslim Dining in Taiwan yang dikeluarkan Biro Pariwisata Taiwan tersebut. Daftar tempat tersebut berada di kota-kota besar seperti Taipei, Taoyuan, Taichung, Tainan, Kaohsiung dan Taitung.
Anda tak perlu ragu untuk mengekplorasi Taiwan. Pasalnya, masyarakat Taiwan juga memiliki dasar kuat dalam menerapkan gaya hidup vegetarian. Sehingga ini dapat dijadikan cara untuk memastikan ada tidaknya bahan makanan yang tidak halal dalam menu.
Eratkan Tali Silaturahmi
Terletak di Taipei, tepatnya No. 26, Lane 81 Fuxing North Road. Sesuai dengan namanya, restoran bernama Kunming Islamic Food menyajikan beragam makanan halal. Kunming adalah nama Ibukota Provinsi Yunan, Tiongkok, yang warganya banyak beragama Islam.
Yacoob Mah (40), pemilik dan pengelola Kunming Islamic Food, memulai usaha ini sejak 22 tahun lalu bersama sang istri, Fatimah. Sejak membuka usaha ini, Yacoob mengaku bahagia. “Selain membantu saudara sesama muslim mendapatkan makanan halal, saya bisa mempererat tali silaturahmi dengan banyak saudara muslim dari berbagai belahan dunia. Termasuk dari Indonesia,” ungkap pria yang sudah 30 tahun tinggal di Taiwan itu.
Di restorannya, Yacoob tak hanya menghidangkan makanan yang berasal dari Tiongkok. Pria murah senyum ini juga menyajikan makanan India dan Timur Tengah yang bagi sebagian pelanggannya dianggap sebagai makanan eksotis penuh citarasa. Alhasil, pelanggan yang datang ke tempat ini tak hanya didominasi kaum muslim.
Ayah dua orang anak ini tidak pernah menyangka jika usahanya kini dikenal banyak orang. “Saya membuka usaha ini awalnya karena di sini sulit mencari makanan halal. Kebetulan istri saya pintar memasak, lalu kami membuka restoran ini dengan modal seadanya,” tukas Yacoob dalam bahasa Mandarin yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Olivia Hsieh dari Biro Pariwisata Taiwan.
Dari banyak menu yang ada di Kunming, Chicken Masala dan masakan berbahan dasar seafood atau udang selalu habis dipesan pelanggan. Satu hal yang unik dari restoran pria berdarah Myanmar ini adalah taburan uang kertas dari berbagai negara di setiap meja. Menurutnya, hiasan ini sebenarnya tidak disengaja. Berawal dari seorang pelanggan asal Timur Tengah yang menyelipkan selembar uang kertas negaranya di bawah kaca pelapis meja.
Karena dibiarkan sekian lama, pelanggan lain pun mulai ikut-ikutan. Sehingga menjadi semacam tradisi bagi pelanggan restoran untuk menyelipkan uang kertas dari negara asal mereka. Tak hanya menyelipkan uang, pelanggan juga kerap menulis pesan atau nama di uang kertas tersebut.
Langganan Tokoh Indonesia
Selain Kunming Islamic Food, restoran yang menyediakan menu halal lain adalah Yunus Halal Restaurant. Berada di No. 36, Beining Rd, Songshan, Taipei, restauran ini mudah ditemukan karena posisinya tepat di sisi jalan raya dengan tulisan besar. Bersebelahan dengan sebuah restoran halal bernama Bismilla, Yunus Halal Restaurant menyajikan makanan khas Thailand dan Asia Tenggara.
Dimiliki oleh seorang muslim asal Thailand Selatan, makanan yang disajikan di tempat ini menarik beberapa tokoh muslim asal Indonesia. Kedatangan para tokoh ini diabadikan pemilik melalui foto yang dipasang di dinding restoran. Dari foto-foto tersebut terlihat wajah Muhaimin Iskandar, Machfud MD, Alwi Shihab, dan lain-lain. Tak ketinggalan pasangan selebritas Irwansyah dan Zaskia Sungkar juga pernah hadir di restoran ini.
Banyak pilihan makanan halal di restoran ini, selain berbahan dasar sayur juga ada daging sapi, kambing, ayam dan ikan. Olahan makanan kebanyakan berasal dari Thailand yang segar dengan cita rasa sedikit pedas dan asam.
Jadi, bila bicara soal rasa, masakan di sini sangat ramah bagi perut Indonesia. Bumbu yang digunakan juga sangat familiar sehingga menjadikan pengalaman bersantap di tempat ini seperti berada di negara sendiri. Jika kebetulan datang ke tempat ini dan hendak melaksanakan salat lima waktu, di bagian atas restoran terdapat sebuah musala yang dapat digunakan pelanggan untuk melaksanakan panggilan Illahi.
Menu Otentik
Restoran terakhir yang dikunjungi di Kota Taipei atas referensi Biro Pariwisata Tawian adalah Tajin Moroccan Cuisine yang terletak di No.3, Lane 144, Sec. 2, Keelung Road. Dimiliki oleh orang Maroko asli, makanan yang disajikan di tempat ini terjaga keautentikannya. Tak heran, restoran ini mendapat banyak pujian di dunia maya.
Nuansa Maroko sangat kental begitu memasuki restoran yang didominasi warna biru dan putih itu. Hiasan-hiasan kecil dari aksesori hingga gambar yang tersebar di seluruh sudut ruangan seakan membawa kita ke tempat asal sang pemilik.
Pilihan makanan terbatas pada masakan asli Maroko yang disebut Tajin. Tajin, Tajine atau Tagine adalah hidangan khas Afrika Utara. Tajin sebenarnya adalah nama pot gerabah yang digunakan untuk memasak makanan berempah ini. Tajin terdiri dari dua bagian, yakni unit dasar yang datar dan melingkar dengan sisi rendah seperti piring dan penutup berbentuk kerucut tinggi.
Desain penutup ini ternyata dirancang sedemikian rupa untuk membuat cairan yang menguap akibat proses pemasakan itu tidak hilang begitu saja. Pasalnya, uap dari cairan daging dan bumbu yang tertutup ketika dimasak menjadi bumbu tambahan.
Tajin yang digunakan di restoran ini memiliki warna-warna dekoratif yang memanjakan mata. Begitu penutup dibuka, uap masakan membawa aroma yang tersimpan rapat di dalam tajin menyeruak memenuhi indra penciuman. Disajikan dengan nasi safron dan roti pita, beragam menu seperti Tajin Lemon Chicken Leg atau Tajin Beef With Plum habis tak bersisa.
Paduan rempah dan bumbu Timur Tengah yang sangat tajam namun cukup seimbang membuat pengalaman makan kali ini menyenangkan. Pasalnya, makanan panas dan berbumbu nan lezat itu dimakan tepat saat hujan besar mengguyur Taipei.
Kue Nanas
Menurut Sunny Yen dari Biro Pariwisata Taiwan, kehadiran restoran halal di Taiwan mendapat dukungan penuh dari pemerintah demi memperbesar angka kunjungan turis muslim ke Taiwan. “Sehingga kami berusaha membangun lingkungan wisata yang nyaman bagi teman-teman muslim,” kata perempuan berambut sebahu ini.
Tak hanya itu, Chinese Muslim Association (CMA) juga memberikan beragam penyuluhan kepada hotel dan restoran lain agar ke depannya mampu menyediakan fasilitas Muslim Friendly atau ramah terhadap muslim. Menurut data yang dipegang Sunny, saat ini ada sekitar 70 hotel dan restoran yang sudah mendapatkan sertifikat itu.
Satu hotel di antaranya adalah Hotel Regent yang terletak di No 3, Lane 39, Section 2, ZhongShan North Road, Taipei. Hotel berbintang lima ini sudah mengantongi label Muslim Friendly dari CMA. Salah satu buktinya adalah adanya fasilitas Alquran yang tersedia di lemari meja dan petunjuk kiblat di kamar hotel yang ditempati pemeluk agama Islam.
Selain itu, hotel yang terletak di jantung kota Taipei ini tidak luput dari detail kecil untuk para tamunya. Satu yang menarik, ketika memasuki kamar, di meja sudah terhidang buah beserta cokelat yang permukaannya terdapat gambar bendera negara asal tamu. Unik!
Selain restoran dan hotel, pabrik makanan Vigor Kobo yang memproduksi oleh-oleh khas Taiwan yakni Pineapple Cake pun sudah mendapat sertifikat halal. Di tempat ini beragam kue berisi selai nanas seperti nastar diproduksi secara higienis dan otomatis menggunakan mesin. Ketika memasuki pabrik yang penuh hiasan nanas ini, jangan kaget jika di dalamnya sudah ramai dipenuhi pengunjung yang kebanyakan turis dari berbagai negara.
Nanas lama akrab dengan warga Taiwan. Selain dijual utuh, daging buah yang berwarna kuning keemasan ini diolah menjadi isian kue tradisional. Tak heran jika kue nanas terutama yang diproduksi pabrik ini menjadi tujuan turis untuk mendapatkan oleh-oleh. Di sini, para pengunjung dapat melihat proses produksi dan bahkan mengikuti kegiatan membuat kue nanas.
Kue nanas Vigor Kobo memiliki beragam bentuk yang juga dibungkus dengan sangat menarik. Dari sekian jenis yang ditawarkan, yang paling unik adalah kue nanas berwarna hitam yang ternyata adonan pastry-nya ditambahkan bubuk arang bambu.
Edwin F. Yusman
Penulis | : | Nova |
Editor | : | Sukrisna [cak KRIS] |
KOMENTAR