Banyak orang merasa resah saat membaca berita-berita nasional saat ini. Banyak hal yang tidak berjalan dengan semestinya, yang tidak memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Entah itu mengenai korupsi yang semakin merajalela, akses pendidikan dan kesehatan yang belum merata, tingginya angka kematian ibu dan bayi, dan lain sebagainya.
Segala bentuk protes tentu pernah kita lakukan. Namun, selesaikah masalah yang sudah terjadi selama berpuluh tahun di negara kita? Ternyata tidak. Malahan, semakin parah. Kita pun jadi makin galau. Resah, tetapi tak tahu bagaimana cara memperbaikinya. Karena itu, kita jadi tak berani berharap permasalahan di negeri ini bisa berakhir.
Tetapi, galau saja ternyata tidak cukup. Anda bisa berbuat sesuatu untuk mencari jalan keluarnya. Salah satu caranya dengan menjadi relawan untuk ikut membangun negeri ini. Kegiatan-kegiatan voluntarisme ternyata menarik banyak peminat, lho.
“Benang merah dari banyaknya kegiatan voluntarisme adalah karena banyak anak muda yang ingin berkontribusi bagi bangsa. Mereka anak-anak yang gelisah ketika melihat begitu banyak masalah, dan ingin menjadi bagian dari solusi,” papar Anindita Sitepu, Direktur Program Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), saat talkshow “Sebarkan Semangat Volunteerism” bersama Nutrifood di Double Tree by Hilton, Cikini, Jakarta, Rabu (5/8) lalu.
Anindita membentuk Pencerah Nusantara, program independen yang bertujuan memperkuat layanan kesehatan primer seperti puskesmas di pelosok Nusantara. Timnya mengirimkan dokter, perawat, bidan, serta pemerhati kesehatan masyarakat ke daerah terpencil untuk turun langsung ke masyarakat yang membutuhkan intervensi pada bidang kesehatan.
Hal ini sejalan dengan pemikiran Menteri Pendidikan Anis Baswedan, ketika menggagas Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) pada tahun 2009. Menurutnya, warga negara Indonesia tidak boleh menggantungkan persoalan tersebut pada pemimpin negara. Sebab, apa yang terjadi di negara kita bukan hanya masalah para pemimpin, melainkan masalah semua orang.
“Negara tidak akan berubah kalau kita tidak melakukan sesuatu. Jangan berpikir bahwa masalah yang kita hadapi adalah masalah ‘dia’. Mari menjadi ‘dia’ yang mengatasi masalah semua orang,” papar Anies Baswedan, dalam talkshow “Leader’s Cafe di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
GIM menempatkan anak-anak muda untuk menjadi pengajar sekolah dasar di berbagai pelosok Indonesia selama satu tahun. Sekolah dasar menjadi fokus GIM karena merupakan tahapan awal yang sangat menentukan bagi kualitas masa depan seseorang. Hanya lulusan terbaik dan berjiwa kepemimpinan yang bisa menjadi Pengajar Muda (sebutan untuk para guru hasil didikan GIM) dan mengabdi untuk negeri ini.
Namun untuk Anda yang selalu ingin menjadi bagian dari GIM, bisa menjadi relawan untuk ikut berperan membangun negeri ini. Ada berbagai program voluntary di GIM yang bisa diikuti oleh masyarakat umum. Anda tidak perlu mengikuti rangkaian seleksi, karena yang dibutuhkan hanya pengorbanan Anda. Sederhananya, kemauan Anda untuk bekerja.
Menurut Hikmat Hardono, Direktur Eksekutif Indonesia Mengajar, dalam proses seleksi Pengajar Muda GIM ada yang disebut seleksi motivasi. Yang diseleksi adalah kemauan untuk berkorban, bukan benefit yang didapat dengan menjadi PM. Para pendaftar ditantang apakah kesediaan berkorban sesuai dengan motivasinya mengikuti program ini.
“Kita ini mau apa sih dalam hidup? Kalau mau menjadi relawan, pilihannya banyak. Lalu apa manfaat sosial yang kita bayangkan? Itu yang harus didefinisikan. Semua pekerjaan kerelawanan itu pasti ada, sudah disediakan panitia. Jadi, lakukan saja, enggak usah berpikir panjang-panjang,” katanya, saat berbagi pengalaman di acara Nutrifood.
Tidak perlu membayangkan suatu gerakan besar untuk menjadi berguna bagi bangsa. Karena, langkah-langkah kecil yang kita lakukan ternyata juga sangat berarti. Lebih dari itu, bisa memberikan kebahagiaan yang tak terkira karena mampu berbuat “sesuatu” untuk kemajuan bangsa.
Bahkan, psikolog Ratih Ibrahim dalam acara yang sama mengatakan, “Faktanya, kegiatan ‘menjadi relawan’ memiliki hubungan dengan tingkat kesehatan seseorang. Dengan menjadi relawan, seseorang dapat merasa senang, memberi kepuasan pribadi, menenangkan pikiran, yang berujung pada mental yang sehat dan kesehatan fisik yang lebih baik.”
So, jadilah relawan untuk ikut membangun negeri ini!
Penulis | : | Felicitas Harmandini |
Editor | : | Felicitas Harmandini |
KOMENTAR