Mengasuh dan membesarkan buah hati tercinta adalah hal paling menyenangkan namun cukup menantang. Perbedaan karakter, bawaan sifat orangtua dan pengaruh lingkungan sekitar kerap membuat kita sebagai orangtua pun mesti pandai menempatkan diri dan menerapkan pola asuh yang tepat bagi anak.
Orangtua merupakan pionir untuk anak dalam segala lini tumbuh kembangnya. Apapun yang dilihat dan didengar anak dari orangtua, seyogyanya memberi dampak yang sangat besar dalam hati dan pikiran malaikat kecil kita tersebut.
Sayangnya, masih banyak orangtua yang menganggap bahwa cara mendidik dan mengasuh anak sama saja seperti kelompok usia lainnya, padahal anggapan itu jelas keliru. Bukan hanya orang dewasa dan remaja saja, kelompok balita dan kanak-kanak juga dapat merasa stres atau depresi akibat perlakuan yang salah oleh orangtua atau orang di sekelilingnya.
Baca: 6 Kalimat Terlarang untuk Anak
Kebiasaan orangtua yang bikin anak jadi depresi sepatutnya diketahui oleh orangtua dan pengasuh, agar tekanan psikologis atau mental anak tidak terjadi dan justru menyimpan trauma saat dewasa nanti. Lima penyebab anak jadi depresi di bawah ini tanpa disadari mungkin sering kita lakukan selama ini. Jadi mulailah bersikap bijak dan mengubah kebiasaan orangtua yang bikin anak jadi depresi .
Baca: Yang Harus Diperhatikan dari Perkembangan Anak Usia Balita
Memaksakan sesuatu hal pada anak
Sebelum mengambil kesimpulan atas saran ini, ada baiknya kita membedah dulu manakah subjek dan objek yang dimaksud memaksa dan dipaksakan agar lebih jelas. Toh, memaksa anak untuk makan bergizi dan seimbang tentu bukan perilaku negatif selama dilakukan dalam cara yang positif, benar, kan?
Baca: Trik Menegur Anak Usia Balita
Terdapat koridor yang disebut memaksakan sesuatu hal pada anak yang diklaim mampu menimbulkan perasaan terintimidasi dan perangkap kebebasan dalam diri anak. Apa sajakah?
Pertama, memaksakan minat dan hobi pada anak di luar yang memang ia sukai. Begini, sering kita sebagai orangtua yang mungkin menyukai dunia tarik suara, dunia menggambar atau olahraga bulutangkis dan renang tanpa sadar memaksa anak mengikuti hobi dan kemauan kita. Padahal, mungkin kecenderungan minat anak lebih ke jenis lainnya, sebut saja misalnya memotret, mendekorasi atau olahraga basket dan senam.
Baca: Telisik Karakter Anak dari Urutan Lahirnya
Jelas anak tidak akan merasa happy saat minat atau hobi positif yang ia sukai dan memang baik untuk perkembangan sensor motoriknya dilarang atau dikekang. Sejak dini, biarkan anak memilih hobi yang ia minati, asalkan baik dan tidak menganggu jadwal sekolah atau kursus akademik dirinya. Selalu berikan pendampingan agar anak merasa mendapat perhatian serta dapat bertanya atau bercerita soal apapun pada Anda.
Klik halaman selanjutnya unuk mengetahui kebiasaan orangtua yang bikin anak jadi depresi lainnya.
KOMENTAR