Begitu banyak kasus yang melaporkan adanya pembunuhan terhadap seorang perempuan yang dilakukan oleh suami atau kekasihnya setahun belakangan. Mengerikannya, pria yang disebut suami atau kekasih tersebut bukanlah orang yang baru dikenal, melainkan yang sudah lama menjalin kedekatan sehingga terkesan mustahil untuk memahami dan menerima perbuatan keji tersebut.
Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Forensic Sciences menemukan sebuah metode untuk memprediksi pria yang berisiko membunuh pasangannya dalam sebuah hubungan. Hal ini merujuk pada temuan profil psikologis dan forensik yang berbeda pada orang yang membunuh pasangannya dengan orang yang membunuh orang yang tidak dikenal.
Studi tersebut dilakukan oleh para ilmuwan di Northwestern University, melibatkan lebih dari 1.500 jam wawancara pada 153 laki-laki dan perempuan pembunuh, baik yang masih menjadi tersangka atau pun yang sudah divonis karena pembunuhan tingkat pertama di Illinois, Missouri, Indiana, Colorado dan Arizona.
Baca: Jadi Korban KDRT, Perempuan Sangat Rentan Alami Sakit Jiwa
"Anda belajar banyak tentang mereka dalam sejumlah waktu, saya melihat pola dan tren yang sama berulang-ulang," ujar penulis utama Robert Hanlon, direktur laboratorium penelitian psikologi forensik di Northwestern University Feinberg School of Medicine, mengatakan dalam sebuah rilis berita.
Menurut Halon, Profesor Psikiatri dan ilmu perilaku di Feinberg serta neuropsikolog di Northwestern Memorial Hospital, dan yang bersaksi dalam sidang James Holmes, pembunuh massal di Colorado, Denver pada bulan Juli. Temuan memberikan informasi penting yang dapat membantu mencegah pembunuhan domestik di masa depan karena mereka membantu mengidentifikasi individu yang berisiko melakukan pembunuhan pada pasangannya.
Baca: Kasus KDRT terhadap Perempuan Indonesia di Australia Meningkat
"Para pembunuh dalam kelompok ini sangat mirip satu sama lain dan berbeda dari orang-orang yang melakukan pembunuhan nondomestik, yang sering direncanakan," ungkapnya soal metode untuk mengenali karakter pria yang punya kecenderungan membunuh.
Studi ini menemukan bahwa pria pembunuh domestik atau pembunuh yang terlibat dalam pembunuhan domestik spontan lebih mungkin untuk memiliki penyakit mental yang parah, beberapa pengalaman kejahatan sebelumnya, kecerdasan kurang dan penurunan kognitif lebih besar dibandingkan dengan pembunuh yang tidak tahu korban mereka.
Baca: 4 Jenis Kekerasan yang Termasuk KDRT
"Kejahatan-kejahatan ini dapat dicegah jika anggota keluarga memiliki lebih banyak informasi tentang potensi bahaya dari keberadaan seseorang yang sakit mental di rumah dan yang mungkin telah menunjukkan kecenderungan kekerasan di masa lalu. Anggota keluarga mungkin membuai diri ke dalam keadaan keyakinan palsu untuk berpikir 'anak saya tidak akan pernah menyakiti saya' atau 'suami saya mungkin memiliki ‘sumbu pendek’ tapi dia tidak akan pernah serius menyakiti saya,” jelasnya panjang lebar.
Padahal, faktanya suami atau anak lelaki memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk merugikan istri atau ibu mereka. Hanlon mencatat adanya beberapa faktor umum penyebab pria membunuh istri secara spontan di pembunuhan domestik, yaitu narkoba, alkohol dan motif tentang kecemburuan atau balas dendam setelah putus cinta.
KOMENTAR