Tidak butuh waktu lama untuk mengungkap pembunuhan yang menggemparkan Manado, Selasa (1/9). Menjelang tengah malam tadi, Rabu (2/9), Tim Resmob Manguni Polda Sulut berhasil menangkap seorang tersangka pembunuh kakak beradik pengusaha, Tansye Lianny (51) dan Hengky Rustam (38).
Tim di bawah asuhan Direskrimum Polda Sulut, Kombes Pitra Ratulangmenangkap EG yang merupakan pekerja bangunan di rumah kombos. EG ditangkap di Kombos, Manado.
"Tersangka sudah terungkap dan telah ditangkap tim Manguni. Motif pembunuhan sakit hati. Tersangka mengaku dendam karena merasa dihina korban. Saat ini kami sedang melakukan pengembangan. Info lainnya menyusul, " ujar Kombes Pitra.
Seperti diwartakan, kedua korban ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya yang jadi satu dengan rumah toko tempat usahanya di Kelurahan Islam, Tuminting, Kota Manado, Selasa (1/9) siang.
Baca juga: Pembunuhan Pedagang Pertama Didalangi Tukang Pijat
Terkait motif pembunuhan, Rabu siang, Kapolresta Manado Kombes Rio Permana Mandagi, Rabu (2/9) mengatakan, masih terus dikembangkan.
Ia mengatakan bahwa di tempat kejadian perkara tak ada barang-barang yang hilang. "Tak ada tanda-tanda pencurian di TKP sebab tak ada barang berharga yang hilang," katanya.
Kemarin, di TKP tak ada aktivitas sama sekali. Garis polisi masih melingkar di sepanjang ruko. Beberapa warga yang melintas menggunakan motor sempat berhenti dan melihat sekeliling TKP.
Rasni, salah satu tetangga yang tinggal tak jauh dari TKP mengaku kaget saat mendengar kejadian tersebut. "Saat itu saya di rumah tiba-tiba heboh ada mayat di toko Borobudur. Saya pun kaget saat tahu yang meninggal Ci (Tansye Lianny) dan Ko (Hengky Rustam)," katanya.
Menurutnya, ia sering ke ruko tersebut untuk belanja. "Ci saya kenal baik saat terima pelanggan, tak pernah saya dengar kalau Ci berselisih dengan orang lain," katanya.
Sementara itu, Herry Mokoginta (55), suami dari Tansye tak mau berbicara banyak. "Saya masih syok, yang saya harap polisi cepat mengungkap kasus ini," katanya.
Kedua korban didapati pertama kali oleh Bertus Udampo, seorang pekerja di ruko tersebut, Selasa, (1/9) pukul 11.00 Wita.
Bertus pertama kali masuk lewat genteng atas perintah Herry untuk mengecek keadaan dalam rumah yang sejak pagi sampai siang hari tak kunjung buka.|
Finneke Wolajan Tribun
KOMENTAR