Nama Futicha Sirrulhayati Muna (22) beberapa waktu terakhir menjadi perbincangan publik di dunia maya. Gadis yang kerap disapa Icha ini meninggal dunia beberapa jam setelah mengikuti wisuda dari tempatnya berkuliah, Program Studi Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarya (UNY), Sabtu (29/8/2015) lalu.
Icha diduga meninggal karena sakit. Namun, hingga kini, orangtua Icha belum mengetahui pasti penyakit yang sebetulnya diderita anak sulungnya itu. Menurut Sumarsana (52), ayah Icha, sejak kecil Icha tidak pernah mengalami sakit yang serius. Icha pernah menderita penyakit paru-paru basah (flex) waktu kecil namun sudah sembuh.
"Icha enggak pernah mengeluh sakit serius, ya cuma masuk angin, batuk, pilek pada umumnya," kata Sumarsana, Jumat (11/9/2015).
Hanya saja, kesehatan dara kelahiran Magelang 30 Agustus 1993 itu menurun, terutama saat mengerjakan tugas skripsi. Icha sering mengeluh kelelahan setelah menyusun skipsi. Sumarsana menduga karena Icha kurang memerhatikan pola makan dan kurang tidur karena harus menyusun skripsi dan melakukan penelitian sampai larut malam.
Baca juga: Jadi Wisudawati Terbaik Bukan Jalan Instan buat Putri Pengayuh Becak
"Saat hari-hari terakhir penyusunan skripsi, dia hanya mengeluh capek saja. Saya juga nasehati dia agar makan teratur dan istirahat," ungkap Sumarsana.
Sumarsana menceritakan, kesehatan Icha semakin memburuk. Pada 8 Agustus 2015, Icha demam tinggi dan sesak nafas lalu dilarikan ke RSIA Aisyah Muntilan Kabupaten Magelang. Di klinik itu, Icha didiagnosa sakit bronkitis dan harus dirawat selama lima hari.
Pulang dari RSIA Aisyah, lanjut Sumarsana, Icha justru mengalami sesak nafas disertai muntah-muntah. Keluarga lalu membawanya ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Muntilan Kabupaten Magelang. Dokter RS tersebut, kata Sumarsana, menyatakan bahwa leukosit Icha meningkat drastis. Icha lalu diberi obat oleh dokter yang berjaga saat itu. Alih-alih membaik, Icha malah kejang-kejang.
"Entah obat apa yang diberikan kepada Icha oleh dokter itu. Saya tanyakan kepada dokter penyakit dalam, seharusnya dokter itu tidak memberikan obat tersebut karena akan membuat kejang-kejang," ungkap Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri Dukun Magelang itu.
Baca juga: Wisudawati Terbaik Anak Pengayuh Becak Ikut Tes Indonesia Mengajar
Dara yang hobi mendaki gunung itu dirawat di RSUD Muntilan selama 10 hari. Namun, setelah pulang, Icha kembali mengalami kejang-kejang dan sesak nafas. Keluarga terpaksa merujuknya lagi ke RSUD Muntilan, pada 12 Agustus 2015.
"Ada dugaan Icha vertigo, terus ada kelainan pada otak, tapi saat di CT Scan hasilnya bagus kok. Bahkan ada dokter yang bilang Icha depresi. Icha itu anak yang supel, terbuka, saya tidak yakin kalau dia depresi," tandas dia.
Kesehatan Icha menurun drastis. Beberapa hari menjelang wisuda pada 29 Agustus 2015, Icha tidak dapat berdiri tegak, matanya kabur, kesadarannya juga menurun. Keluarga lalu membawanya ke dokter spesialis mata di Muntilan.
KOMENTAR