Suasana di mana ibu, ayah, anak, bahkan kakek atau nenek memasak di dapur bersama, kini sudah jadi hal langka. Sama halnya dengan aktivitas berbagi resep andalan dari satu generasi ke generasi sebelumnya.
Pasalnya, rutinitas memasak di rumah memang tak bisa dipungkiri sudah mulai banyak ditinggalkan. Sehingga, seni menurunkan resep andalan pun perlahan pupus.
Memang, mengajarkan anak partisipasi dalam kegiatan memasak akan sangat membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun apakah Anda menyadari, momen membantu orangtua memasak itu selalu terkenang hingga saat ini, saat Anda telah memiliki buah hati? Meski saat itu kita ogah-ogahan, namun kini momen itu justru yang sering dirindukan, bukan?
Lebih Menghargai Makanan Sehat
Maka, tak ada alasan menolak untuk kembali ke dapur. Pasalnya, memasak memang salah satu ajang mempertebal bonding bersama keluarga. Kerja sama yang tercipta dalam membuat suatu menu, hingga sajian dihidangkan di meja makan dan disantap bersama-sama, tanpa disadari, merupakan salah satu tombak mempertebal kasih sayang dan kekompakan antar anggota keluarga.
Di sisi lain, memasak di rumah bisa menjadi sarana anak-anak belajar lebih menghargai dan tertarik terhadap makanan sehat. Pasalnya, saat mereka ikut memotong sayuran, maka tak heran bila ia ingin mencicip hidangan yang juga ia buat,
Susan Moores, MS, RD dari American Dietetic Association mengatakan, ini telah terbukti pada banyak keluarga. Anak-anak pada dasarnya memang menyukai camilan, tapi saat ia bisa mengonsumsi makanan yang sehat di rumah, terutama yang disajikan dengan menarik, maka ia tak akan bosan mengonsumsi makanan rumah.
Lantas, apa saja manfaat mengajak anak makan di rumah? Menurut Amerika Heart Association, kebiasaan ini bisa mengurangi risiko obesitas pada anak. Pasalnya, membiasakan makan di rumah membuat anak mengurangi jajan di luar rumah, terbiasa untuk makan bersama keluarga, mengonsumsi makanan dengan kadar kalori yang terkontrol, dan membuatnya merasa lebih dihargai ketika dilibatkan dalam perencanaan menu makan, belanja, dan memasaknya.
Baca: Ayo Ajak Anak Berkreasi di Dapur
Memasak Membuat Hubungan Lebih Lekat
Lalu, apa manfaat memasak di rumah untuk anak dan anggota keluarga lainnya?
1. Anak merasa memiliki pencapaian tertentu karena bisa berkontribusi terhadap urusan keluarga. Ini bisa membuat percaya dirinya meningkat, lo!
2. Hingga ia besar, ia akan terbiasa untuk makan bersama keluarga dengan duduk di meja makan, bukan makan di depan TV apalagi di dalam kamar.
3. Orangtua bisa menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak-anak mereka.
4. Kegiatan memasak bisa mengurangi aktivitas anak main gadget, nonton TV, dan paparan alat elektronik lainnya.
5. Sedangkan untuk jangka panjangnya, belajar memasak berarti memberikan keterampilan pada anak-anak yang tak akan pernah sia-sia. Pasalnya, keterampilan memasak akan terus digunakan hingga sisa hidup mereka. Anak yang bisa memasak pun umumnya lebih mandiri.
6. Dengan memasak bersama, akan mempertebal bonding antara anak dan orangtua. Saat ia beranjak dewasa, kedekatan ini sangat diperlukan agar anak memiliki rasa tanggung jawab terhadap keluarga dan tak terjerumus hal-hal yang tak diinginkan. Ambil contoh, narkoba. Contoh ini tak berlebihan, lo, mengingat jurnal Pusat Ketergantungan dan Penyalahgunaan Zat Terlarang di Columbia University, menyinggung masalah masak bersama sebagai salah satu pengendalian diri anak dari narkoba.
Baca: Perempuan, Mari Kembali ke Dapur!
Mencegah Anak Terlibat Narkoba
Seperti disarikan dari webMD, Pusat Ketergantungan dan Penyalahgunaan Zat Terlarang di Amerika ini merekomendasikan 10 langkah orangtua untuk mencegah penyalahgunaan zat terlarang, di antaranya adalah:
1. Jadilah peduli dan mendukung anak Anda.
Orangtua mendapatkan banyak kesempatan untuk memuji dan mendukung anak-anak saat sedang bersama-sama di dapur. Seberapa penting ini? Pujian orangtua, kasih sayang, penerimaan, dan ikatan keluarga, memang sangat terkait dengan penurunan risiko penggunaan narkoba. Salah satu untuk membentuk kedekatan ini bisa juga dengan memasak.
2. Buka jalur komunikasi.
Saat anak bersenang-senang di dapur, maka ia dan orangtua cenderung berinteraksi satu sama lain. Memasak bersama memberi orangtua dan anak-anak waktu bersama untuk berbicara dan berbagi cerita.
"Komunikasi ini tidak dimulai ketika anak Anda berusia17, melainkan harus dimulai sejak anak 3 tahun," kata Ross Brower, MD, wakil direktur medis untuk Weill Cornell Medical Center.
3. Makan malam bersama secara teratur.
Melibatkan anak-anak Anda di dapur adalah salah satu langkah besar untuk membuatnya menghargai makanan rumah. Ini adalah kebiasaan yang bisa membuat anak lebih terbuka pada orangtua, lo. Jadikan waktu makan malam sebagai ajang berbagi cerita dan aktivitas yang baru dilalui hari itu. Dengan demikian, orangtua dan anak memiliki kedekatan dan mengetahui apa saja aktivitas masing-masing.
KOMENTAR