Proses penyembuhan dengan menggunakan wewangian sebenarnya sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Istilah aromaterapi dimaknai sebagai salah satu jenis penyembuhan dengan menggunakan bahan cairan yang mudah menguap dan senyawa aromatik lainnya yang tujuannya untuk mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang.
Oleh sebab itu, aromaterapi pun menjadi salah satu alternatif terapi bagi mereka yang sedang mengalami tekanan batin atau stres, karena terapi dengan menggunakan wewangian dari berbagai jenis tanaman ini bisa membuat seseorang menjadi lebih rileks dan tenang.
Beberapa kombinasi wewangian bahkan diklaim mampu bantu mengobati berbagai macam penyakit. Namun, hati-hati, tidak semua aromaterapi dapat bekerja baik untuk Anda. Apabila salah bisa menyebabkan pusing, mual, hingga reaksi alergi. Sebaiknya kenali lebih dalam tentang keajaiban wangi-wangian ini.
Baca: 7 Cara Praktis Redakan Stres
Sumber Khasiat Aromaterapi
Elemen penting dari aromaterapi adalah minyak esensial yang berasal dari tanaman. Minyak esensial murni disuling dari berbagai bagian tanaman aromatik, seperti bunga, kelopak, akar, biji, daun, kulit pohon, ranting dan batang yang diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan sari minyak beraroma khas dan kepekatan aromanya melebihi hampir dua kali lipat dari tanaman aslinya.
Dalam perkembangannya, aromaterapi tidak hanya berbentuk cairan esensial saja. Ada pula yang berbentuk dupa, lilin, minyak pijat, garam mandi hingga sabun aromaterapi. Pada dasarnya, semua bentuk tersebut akan memiliki aroma yang sama dengan minyak esensial sebagai bahan utamanya, hanya cara penggunaannya saja yang berbeda-beda.
Lantas, bagaimana cara aromaterapi meredakan stres? Mekanisme kerja bahan aromaterapi adalah melalui sistem penciuman dan sistem sirkulasi tubuh. Organ penciuman merupakan satu-satunya indera perasa dengan berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan dunia luar dan merupakan saluran langsung ke otak.
Cara Kerja Aromaterapi
Reaksi pengobatan aromaterapi dimulai dari rongga hidung, kemudian syaraf di bagian dalam hidung mengantarkan impuls yang ditimbulkan dari aromaterapi ke pusat otak. Dari sinilah pengobatan bekerja secara spesifik dengan berbagai reaksi yang diberikan oleh otak. Dalam hal ini, aplikasi aromaterapi secara hirup lebih memiliki pengaruh pada kondisi psikis dan pikiran manusia.
Sementara itu, apabila dioleskan ke kulit, reaksi pengobatan aromaterapi dimulai dari permukaan kulit lalu masuk dan ikut mengalir dalam pembuluh darah menuju pusat penyakit untuk melakukan perbaikan dan penyeimbangan.
Disertai dengan penguatan sistem imun tubuh dan percepatan regenerasi sel, maka penyembuhan pun berlangsung cepat dan menjauhkan dari serangan penyakit yang sama. Namun, beberapa minyak esensial mampu memicu reaksi alergi pada kulit. Untuk itu, diperlukan tester lebih dahulu sebelum mengoleskan ke kulit.
Lena Anjani/Dari Berbagai Sumber
KOMENTAR