Tabloidnova.com - Selama ini Yogyakarta dikenal sebagai daerah dengan citarasa masakan yang cenderung manis. Tetapi, di Yogyakarta terdapat beberapa tempat makan yang menyajikan masakan dengan cita rasa pedas hingga super pedas. satu diantaranya adalah menu di Sate Petir Pak Nano.
Warung makan sederhana ini terletak di Jalan Lingkar Selatan Yogyakarta, tepatnya berada di Dusun Menayu, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Menu utama yang disajikan adalah sate kambing dengan rasa yang ekstra pedas.
Sate kambing yang ada di warung tersebut sebenarnya hampir sama dengan kebanyakan sate kambing pada umumnya. Daging kambing dibakar di atas bara api kemudian disajikan bersama sambal kecap.
Tetapi yang membedakan dengan sate kebanyakan adalah bumbu sate yang ditaburi irisan cabai rawitnya yang sangat banyak, sehingga rasanya menjadi begitu pedas. Selain irisan cabai, disambal kecap tersebut juga terdapat irisan bawang merah, tomat, dan kubis.
Ada tambahan lain yang jarang ditemui disambal kecap pada hidangan sate kambing di tempat lain, yakni irisan daun jeruk. Rasa daging kambing yang empuk, berpadu dengan manisnya kecap, serta pedasnya cabai. Rasa tersebut semakin segar dengan adanya irisan daun jeruk.
Dikatakan Pak Nano (68), dirinya memulai usaha warung sate sejak tahun 1984. Awalnya pria yang bernama asli Suitiyarno tersebut membuka warung di kawasan Patangpuluhan Yogyakarta, dan pada tahun 2004 pindah ke tempat yang saat ini dia tempati.
Kemampuan Pak Nano mengolah daging kambing diperoleh dari kakek dan bapaknya. "Dulu Simbah dan bapak saya juga berjualan sate. Bahkan simbah dulu jualanya masih dengan cara dipukul dan berkeliling," cerita Pak Nano.
Selain sate, di warung makan ini pengunjung bisa memesan beberapa olahan daging kambing lainnya, seperti tongseng, gulai, sate klatak, dan nasi goreng. Beragam olahan tersebut juga disajikan dengan cita rasa pedas.
Tongseng adalah menu yang juga banyak dipesan oleh pembeli. Selain rasa pedas yang mendominasi, bumbu-bumbunya juga sangat terasa. Tongseng Pak Nano dimasak menggunakan kuah gulai yang ditambah dengan irisan bawang merah, cabai rawit, merica, irisan tomat, kobis, dan kecap.
Kuah tongseng tersebut cukup kental, rasanya perpaduan dari gurih karena penggunaan santan, manis, dan tentunya pedas.
Selain tongseng daging kambing, pembeli juga bisa memesan tongseng kepala kambing, kikil, jeroan, dan juga otak kambing.
Meskipun menawarkan sensasi makanan yang super pedas, sebenarnya pengunjung bisa memesan tingkat kepedasannya.
Penamaan level pedasnya pun terbilang unik, mulai dari level PAUD (Pendidikan Anak Usai Dini), play group, hingga level profesor.
"Di sini ada yang pernah pesan satu porsi tongseng dan jumlah cabainya mencapai 50 buah. Dulu juga Dedy Corbuzier makan di sini, memesan beberapa jenis makanan dan menghabiskan satu rantang cabai," cerita Pak Nano.
Selain Dedy Corbuzier, beberapa pesohor juga pernah makan di warung makan Sate Petir Pak Nano, termasuk Bondan Winarno.
Ketika ditanya, apakah kualitas pedas dari masakannya akan turun saat harga cabai melambung, Pak Nani meyakinkan hal tersebut tidak akan terjadi. "Itu sudah menjadi risiko saya sebagai penjual makanan pedas saat harga cabai meroket," ujarnya.
Terkait dengan nama petir yang disandang oleh warung satenya, hal tersebut karena rasa sate yang dia sajikan sangat pedas memberikan sensai lidah bagaikan disambar petir. "Untuk nama petir, itu pemberian dari pelanggan," tambah Pak Nano.
Setiap hari warung makan ini buka dari jam 12.00 dan biasanya sekitar pukul 18.00 dagangannya sudah habis.
Untuk satu porsi sate dan tongseng daging kambing harganya Rp 20.000. Sedangkan untuk tongseng kepala kambing harganya mulai Rp 30.000 per porsi. Bagi Anda yang mengaku masakan pedas, wajib menyambangi warung makan yang satu ini.
Penulis | : | Sukrisna [cak KRIS] |
Editor | : | Sukrisna [cak KRIS] |
KOMENTAR