Nasi masih menjadi bahan utama dalam hidangan khas Indonesia. Boleh dibilang, ragam masakan nasi tersedia dari Sabang sampai Merauke. Pengamat kuliner Bondan Winarno bahkan mengatakan bahwa ada lebih dari 70 masakan nasi yang berbeda-beda dari sepanjang Sumatera ke Jawa, dan Sulawesi. Sayangnya, hal ini belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia.
"Ternyata di Indonesia banyak sekali jenis masakan nasi yang ada. Sebelum ada kebangkitan kesadaran tentang makanan tradisional, banyak orang enggak tahu, nasi uduk ternyata asalnya dari Jawa. Namanya nasi wuduk. Atau kalau di Aceh disebut bu gurih," papar Bondan, saat Festival Nasi Indonesia yang digelar Philips Indonesia di The Hall, Senayan City, Jakarta, Rabu (30/9).
Nasi juga bukan sekadar menjadi unsur yang mengenyangkan dalam sajian makanan. Menurut Bondan, nasi selalu berhubungan dengan rite of passage (ritus perjalanan hidup manusia), dari lahir, ulang tahun, khitanan, hingga kematian, yang membutuhkan makanan sebagai simbolnya. "Contohnya nasi kuning, itu sudah diterima di semua tempat sebagai nasi perayaan, meskipun dimakan (di hari) biasa juga enak," ujarnya.
Di beberapa tempat, nasi kuning menjadi pengganti ketupat saat Hari Lebaran. Nasi kuning yang dijadikan tumpeng biasanya juga menjadi sajian saat syukuran atau hajatan, entah itu saat ulang tahun atau perayaan-perayaan khusus di kantor.
Mengenai asal-usul nasi kuning pun, masih banyak terjadi kesalahpahaman. Banyak orang mengira nasi kuning berasal dari Sunda, padahal menurut penelusuran Bondan ternyata nasi kuning berasal dari Jawa. Hanya saja, nasi kuning ini lalu "dibawa" oleh orang yang merantau ke banyak tempat di Indonesia, sehingga menghasilkan nasi kuning dengan ciri khas berbeda-beda.
Di Manado, ada Nasi Kuning Saroja yang dilengkapi dengan suwiran ikan cakalang. Kemudian di Ambon, ada Nasi Kuning Avon yang penjualnya dulu merupakan perantau dari Jawa. Nasi kuning ini juga menggunakan ikan cakalang sebagai bintangnya. Di Kalimantan, Nasi Kuning Banjar menggunakan lauk utama berupa ikan gabus (haruan) dan sambal habang (sambal merah).
Penulis | : | Felicitas Harmandini |
Editor | : | Felicitas Harmandini |
KOMENTAR