Salah satu pendaki Gunung Lawu yang selamat, Eko Nurhadi (34), terperangah saat menyaksikan Sumarwan, Nanang, Rita Septi, dan Awang, terjebak api.
Ketika itu, api dari lereng gunung mulai merangkak naik hingga ke pos empat jalur pendakian.
Angin menggiring api merembet cepat ke atas. Eko sebenarnya sempat lari menjauh dari api. Tapi ia kemudian berpikir, kalau ia tetap lari, api pasti akan tetap mengejarnya.
“Akhirnya saya terjang saja api itu. Saya lari ke bawah,” cerita Eko kepada sang istri, Nuri Dwiningsih (30), ketika ditemui di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Senin (19/10/2015).
Akibat aksi menerjang api Gunung Lawu, Eko mengalami luka bakar cukup parah, 48 persen. Nyaris separuh bagian tubuhnya gosong terpanggang.
Akibatnya Eko harus dirujuk ke RSUD Dr Soetomo. Ia tiba di RS itu kemarin, pukul 02.30. Setelah beberapa pemeriksaan, Eko akhirnya harus menjalani operasi sekitar pukul 07.30.
“Dia sekarang di rawat di (Ruang Observasi Intensif) 1,” kata dr Urip Murtedjo SpB, Kepala IRD RSUD Dr Soetomo.
Baca juga: Ini Kronologi Musibah Gunung Lawu yang Tewaskan Pendaki Gunung
Nuri melanjutkan, tujuan Eko mendaki Gunung Lawu adalah berekreasi. Ia diajak sang paman, Sumarwan, yang sudah sering muncak. Bagi Eko, menurut Nuri, pengalaman itu baru pertama kali.
“Suami saya suka hal-hal seperti itu. Seperti memancing, misalnya. Tapi kalau mendaki Gunung Lawu baru pertama kali,” ungkapnya.
Menurut Nuri, rombongan berangkat dari rumahnya di Desa Brangol, Karangjati, Ngawi pada Sabtu (17/10), pukul 06.00 WIB. Kebetulan, Eko yang bekerja sebagai sekretaris desa sedang senggang saat itu.
Akibat aksi Eko menerjang api Gunung Lawu, kini pihak RSUD Dr Soetomo menurunkan dua tim untuk mengoperasinya. Dokter juga memberi cairan olektrolit. “Dia juga mengalami trauma inhalasi,” kata dr Urip. Trauma itu terjadi karena saluran nafas terbakar.
Dim/tyo/fla/Tribun
KOMENTAR