Makin Mantap
Penghargaan yang saya terima menjadi pemicu. Dengan modal 1 ton materi perca dan dibantu 300 anak difabel, produksi keset perca pun semakin meningkat. Dan berkat manajemen yang terorganisir, pemetaan distribusi juga semakin baik.
Uang hasil kompetisi akhirnya saya belikan bangunan rumah sebagai tempat workshop sehingga tidak perlu lagi membayar kontrakan. Walaupun masih sederhana dan hanya berukuran 3 x 6 m, tapi bisa menjadi galeri dan ruang pamer. Saya juga berniat membangun asrama untuk anak-anak difabel yang ada.
Rezeki ternyata kembali datang saat saya mampu menyelesaikan proyek kaus kampanye. Hasilnya langsung untuk merenovasi dan membuat bangunan lebih baik. Saya yakin dan optimis, perlahan namun pasti workshop, galeri dan asrama yang cantik bisa terwujud.
Tahun 2008, saya kembali mengikuti kompetisi dari Kemenpora dan mendapat penghargaan sebagai Pemuda Andalan Nusantara. Hadiahnya, saya diberangkatkan ke Australia. Saya juga terus membuat inovasi produk yang ada. Keset perca saya buat berbentuk karakter lucu-lucu. Harga jual juga semakin baik, mulai Rp8.000 sampai Rp200.000 untuk yang berkualitas ekspor. Pasar pun merespons keset perca karakter dengan baik. Permintaan dari berbagai kota besar di Indonesia pun mulai banyak.
Aktif Motivasi
Salah satu aktivitas saya yang lain adalah berbagi motivasi. Tak cuma di sekitar Jawa Tengah, tapi sampai ke pelosok daerah. Ini berkat kemunculan saya di salah satu TV nasional, yaitu program Kick Andy. Respons yang saya terima sangat besar. Banyak yang meminta datang dan memberikan motivasi. Saya bahkan diajak off air keliling beberapa daerah bersama Andy Noya.
Saya juga mendapat kesempatan berbagi motivasi bersama beberapa perusahaan besar dan kantor BUMN. Salah satunya Pertamina yang ternyata ikut membantu setelah mendengar saya tengah mengumpulkan uang untuk membangun asrama. Saat itu, Ibu Karen, yang masih menjabat sebagai Dirut Pertamina, menanyakan kebutuhan saya. Saya jawab saya tengah mengumpulkan dana untuk merenovasi bangunan menjadi workshop dan asrama yang nyaman untuk anak-anak difabel yang bergabung.
Berkat bantuan Pertamina, saya akhirnya berhasil membangun workshopdan asrama dengan galeri yang saya idamkan. Dan tepat di akhir tahun 2013, bangunan diresmikan oleh Ibu Rustriningsih yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah dan perwakilan dari Pertamina.
Toh, meskipun sudah tampil di berbagai perusahaan besar, saya masih aktif memberikan motivasi bagi ibu-ibu PKK atau Dharma Wanita, anak-anak jalanan, dan tempat-tempat lokalisasi. Saya berbagi tentang entrepreneurship. Saya tidak pernah mematok harga ketika memberikan motivasi.
Enggak cuma pengalaman manis yang saya terima, ada juga pengalaman tidak menyenangkan ketika menjadi pembicara. Suatu ketika, saya diminta memberikan pelatihan kepada anak-anak jalanan di salah satu kota. Pihak fasilitator memang sudah mengingatkan untuk berhati-hati menaruh barang atau menyimpan barang berharga.
Nah, saat makan siang tiba, saya pun memanfaatkan waktu untuk makan dan beristirahat. Begitu pelatihan akan dimulai kembali usai istirahat siang, betapa terkejutnya saya melihat mesin-mesin jahit hilang beserta para pesertanya. Ha ha ha. Ada juga pengalaman saat saya mendapatkan asisten anak jalanan yang juga hilang beserta uang hasil menjadi pembicara. Tapi saya tidak kapok memberikan bekal keterampilan membuat kerajinan perca kepada siapapun. Ini hanya segelintir duka yang saya jalani sebagai sosiopreneur.
KOMENTAR