Hubungan seks yang berkualitas adalah salah satu kunci menuju kehidupan perkawinan yang bahagia. Sayangnya, banyak pasangan yang mengabaikan hubungan seks yang monoton, atau bahkan tidak berjalan sama sekali. Hal ini antara lain disebabkan rendahnya hasrat seksual pada salah satu pihak, atau bahkan kedua belah pihak.
Menurut seksolog Zoya Amirin, untuk mendapatkan kehidupan seks yang berkualitas, Anda perlu mengetahui faktor-faktor internal yang memengaruhi dorongan seks Anda:
1. Hormon. Hormon memainkan peran penting untuk menentukan seberapa besar minat Anda terhadap seks. Menurut Dr. Jennifer Landa, Chief Medical Officer dari BodyLogicMD, dan penulis buku The Sex Drive Solution for Women, untuk merasa tertarik secara seksual pada pasangan, Anda membutuhkan hormon testosteron, estrogen, dan progesteron. Anda membutuhkannya untuk merangsangnya secara fisik, hingga saat bermesraan usai berhubungan intim. Kadar hormon kortisol yang meningkat akibat terlalu banyak stres atau pola makan yang buruk bisa menurunkan jumlah ketiga hormon penting tadi. Untuk memperbaiki keseimbangan hormon ini, lakukan pola makan yang baik, olahraga, banyak istiahat, dan kurangi stres.
2. Kapasitas otak untuk berimajinasi. Boleh percaya, boleh tidak, perempuan ternyata juga mampu berimajinasi seperti laki-laki. Bahkan, imajinasi seksual perempuan lebih kaya daripada laki-laki. Hal ini berlaku untuk perempuan dari golongan usia mana pun. "Dari bacaan saja perempuan bisa terangsang. Enggak heran alo ada boyband manggung, perempuan bisa sampai pingsan. Wanita bisa bahagia hanya dengan membayangkan saja. Sedangkan pria lebih mampu membayangkan orang yang sudah pernah dia temui secara fisik," papar Zoya, saat acara "Jalur Rempah: The Untold Story" di Museum Nasional, Jakarta, Rabu (21/10) lalu. Itu sebabnya perempuan lebih mampu bertahan jika ditinggal suami.
3. Emosi. Sangat penting membentuk koneksi emosional dengan pasangan. Caranya, dengan selalu berkomunikasi secara terbuka dan jujur mengenai harapan dan kebutuhan Anda mengenai seks pada pasangan. Komunikasi penting untuk menunjukkan rasa sayang dan empati, menghargai perasaan dan pandangan pasangan, mengatasi perbedaan, dan mengekspresikan kemarahan dengan cara yang positif. Terbiasa berdialog dengan pasangan juga akan mengurangi stres, dan dengan sendirinya mengurangi produksi kortisol. Jangan lupa, kelebihan kortisol bisa melemahkan libido.
4. Proses sensori. Pengalaman sensorik adalah proses merasakan sensasi, mengelola dan memberikan umpan balik pada pasangan. Sistem sensorik pada manusia meliputi sentuhan, penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, dan pengenalan tubuh. "Pada pria, (sistem sensorik) biasanya pada mata. Kalau wanita pada telinga," ujar Zoya. Pengalaman sensorik membangkitkan reaksi pada seseorang ketika ia menyadarinya. Reaksinya biasanya menghasilkan perilaku tertentu, entah itu kedipan mata atau detak jantung yang meningkat.
5. Tingkat keintiman. Seberapa besar tingkat keintiman Anda dan pasangan? Anda tidak harus selalu berciuman. Selalu bergandengan tangan juga menunjukkan bahwa masih ada keintiman di antara Anda berdua. "Bahkan tindakan kecil seperti menyentuh pasangan juga akan memproduksi oksitosin, hormon yang bisa meningkatkan kedekatan dan rangsangan," jelas Irwin Goldstein, MD, direktur pengobatan seksual di Alvarado Hospital di San Diego. Lakukan hal ini secara spontan, karena perbuatan yang dilakukan secara tiba-tiba bisa mendorong tubuh melepaskan hormon tersebut dan koneksi saraf yang berkaitan dengan respons seksual.
6. Stamina dan kondisi fisik. Fisik yang selalu bugar lebih mampu melakukan aktivitas seksual yang bergelora. Karena itu, rutinlah berolahraga dan beristirahat yang cukup agar selalu bugar. "Individu yang mampu melakukan performa seks adalah yang sehat lahir-batin. Seks yang baik itu bukan dihitung dari berapa kali kita bisa orgasme, tapi apakah kita bisa take and give, saling membahagiakan dalam hubungan seks," tukas Zoya.
Demikian faktor-faktor internal yang memengaruhi gairah seks. Sudahkah Anda memilikinya?
Penulis | : | Felicitas Harmandini |
Editor | : | Felicitas Harmandini |
KOMENTAR