Entah apa yang membuat tabloidnova.com merasa begitu antusias menunggu pagelaran show milik desainer muda pendatang baru, Dini Pratiwi Ira, di Jakarta Fashion Week 2016. Selalu ada sesuatu yang menarik dari rancangan milik perempuan bernama lengkap Dini Pratiwi Irawati tersebut. Dini, seakan mampu menerjemahkan setiap penggalan inspirasi tema besarnya menjadi suatu rancangan baru yang bisa dikatakan mengikuti mood yang diambil, namun tetap dalam garis rancangan modern yang memikat, tapi tanpa berlebihan.
Bila pada Jakarta Fashion Week 2014 lalu, Dini Pratiwi Ira mengusung tajuk Siwagrha untuk menggambarkan kemegahan candi Prambanan, maka pada kesempatan kali ini ia serius menghadirkan busana ornamen khas Dayak yang diluncurkannya dalam gaya ready to wear dari label keduanya, DINIRA.
Baca: "Siwagrha", Inspirasi Kemegahan Candi Prambanan dari Dini Pratiwi Irawati
Suku Dayak menjadi pilihan inspirasi terbaru koleksi busana Dini Pratiwi Ira di Jakarta Fashion Week 2016. Sebanyak 22 set busana yang terdiri dari 18 set busana perempuan dan 4 set busana pria tampil memesona, terasa pas, dan high-fashion. Tampilan festive penuh warna khas Dayak yang biasa muncul di kain wastra kemarin justru berbeda.
Dini malah membelokkan semburat warna-warni terang pada sisi lain yang terasa dingin dan misterius dari reputasinya sebagai pemburu kepala. Sekali lagi, entah karena tuntutan selera mode masyarakat kebanyakan atau karena ingin tampil memorable, palet semisal nude, krem, beige, hitam dan sentuhan emas serta tembaga menjadi suguhan khusus yang inspiratif.
Baca: Busana Tenun Badui Kontemporer dari LEKAT di Jakarta Fashion Week 2016
Dini mengambil beberapa motif ornamen khas dayak khususnya motif-motif tato, dan menyusunnya menjadi motif dengan struktur lebih geometris kemudian mengaplikasikannya menjadi detail-detail yang menarik di atas koleksinya yang mayoritas berpotongan boxy dan lurus mengadaptasi beberapa bentuk dasar pakaian khas dayak.
Dini masih mengeksplorasi beberapa teknik detail yang telah digunakan di koleksi terdahulunya seperti teknik raveling untuk membuat efek ilusi bulu, cut out patch embroidery, regular embroidery, full sequins, dan hand painting fabric.
Selain itu Dini juga mengangkat detail baru di dalam koleksi seperti 3D beads embellishment untuk menciptakan efek fringe bertumpuk. Dengan palet warna dasar akromatik seperti hitam, putih, dan abu-abu, Dini memberikan sentuhan warna khas Dayak yaitu kuning dan oranye melalui beads, serta emas dan perak pada sequins dan bordir.
Baca: Kemegahan Taj Mahal dalam Busana Hijab Gaya Bohemian Karya Najua Yanti
Pemilihan bahan yang ringan dan easy seperti katun, crepe, organdy, dan duchess menjadi pilihan untuk tampilan yang lebih modern dan praktis. Tambahan aksesoris kolaborasi dengan Marsel Hober berupa aksesoris rotan yang berbentuk arm cuffs, neck cuff, corset belt, dan feather hat melengkapi tampilan gaya urban tribal pada presentasi koleksinya.
Sungguh interpretasi koleksi yang begitu memanjakan mata.
Foto-foto: AgusDwianto/NOVA
KOMENTAR