Mereka menekankan, studi ini hanya melibatkan pria kulit putih dan mungkin tidak bisa diterapkan ke kelompok usia lebih muda, wanita atau pun kelompok etnis lain. Para ahli lain menerima studi ini, tetapi memperingatkan bahwa orang yang minum banyak minuman manis seringkali menerapkan pola makan buruk yang cukup menerangkan kaitan tersebut.
Profesor Miguel Martinez-Gonzalez dari Spanyol menulis komentar di jurnal Heart menambahkan,"Asosiasi yang dikenal dari minuman manis dengan obesitas dan diabetes tipe 2 yang merupakan faktor risiko gagal jantung memperkuat bahwa penemuan ini masuk akal."
"Berdasarkan hasil ini, pesan terbaik untuk strategi pencegahan adalah merekomendasikan konsumsi jarang-jarang minuman manis," katanya.
Baca: "Rahasia" Label Kemasan Makanan dan Minuman
Dhorothea/KompasHealth
Sumber: Dailymail
KOMENTAR