Ajijul mengatakan, seusai melahirkan, dia sempat diberi obat. Anik pun berjanji untuk datang lagi keesokan harinya.
"Kalau aku besok masuk kerja, aku singgah nyuntik Mbak, kalaupun ndak sorenya," kata Ajijul menirukan ucapan bidan Anik.
Baca juga: Bertugas di Pedalaman, Bidan yang Hamil 8 Bulan Ini Meninggal Usai Menolong Pasien
Saat itu, kata Ajijul, dia tidak melihat tanda-tanda jika Anik kesakitan. Sekitar pukul 01.00 dini hari, bidan itu pun pamit dan kembali ke rumah.
Senada dengan Ajijul, suaminya pun mengungkapkan hal yang sama. "Ditunggu seharian, tetapi ndak ada kabar. Sekalinya dapat kabar sekitar pukul enam sore sudah mau maghrib dengar kabar dia meninggal," ujar Andip, suami Ajijul.
Bagi Ajijul dan keluarganya, bidan Anik dikenal suka menolong orang. Bahkan, anak-anak mereka jika merasa tidak enak badan selalu meminta obat dengan bidan Anik.
"Kalau dibanding bidan yang lain, ibu Anik ini paling mudah dipanggil, paling ringan tangan, paling suka menolong orang. Anak-anak di sini pun kalau rasa ndak enak badan minta obat sama dia," kata Andip.
Diberitakan sebelumnya, bidan asal Semarang tersebut meninggal dunia seusai menolong pasien di pedalaman Kalimantan Barat. Kabar meninggalnya bidan Anik beredar melalui akun Facebook oleh sejumlah dokter pada Selasa (24/11/2015).
Yohanes Kurnia Irawan / Kompas.com
KOMENTAR