Tabloidnova.com - Amanudin (23) terbaring lemah di ruang perawatan RS Sumber Waras, Jakarta Barat, Senin (7/12/2015).
Ia merupakan salah korban tabrakan metromini B 80 Kota-Kalideres bernomor polisi B 7060 FD dengan kereta rel listrik (KRL) di pelintasan Tubagus Angke, sebelum Stasiun Angke, Tambora, Jakarta Barat.
Kecelakaan itu telah menewaskan 18 penumpang, sementara enam orang lainnya, termasuk Amanudin, mengalami luka-luka.
Saat ini Amanudin sudah sadar, tetapi kondisinya masih lemah. Kakak Amanudin, Ihya Udin (30), menuturkan kejadian mengerikan itu seperti diceritakan sang adik.
Ihya berkata, menurut sang adik, metromini itu memang menerobos pelintasan Tubagus Angke saat kereta akan lewat. Setelah masuk di jalur kereta, ternyata sebuah KRL sudah ada dan dalam kondisi dekat.
Baca juga: Telan Korban Jiwa, Begini Kronologi Tabrakan Metromini dan KRL
"Ceritanya ada kereta mau lewat, itu (palang pintu) sudah ditutup tetapi mobil itu tetap jalan. Dia itu sudah lihat ada kereta, tapi dia mau loncat sudah dekat keretanya, pasrah dia. Dia begini (pegangan), terus pejam mata," kata Ihya, saat ditemui Kompas.com, di RS Sumber Waras, Jakarta Barat, Senin (7/12/2015).
Tabrakan pun terjadi. Amanudin yang duduk di bangku belakang metromini telah berada di luar bus.
"Setelah pejam mata, dia bilang sadar-sadar sudah ada di luar bus. Dia enggak tahu itu sudah digotong keluar bus apa gimana. Terus dia inget sudah ada di bajaj," ujar Ihya.
Kakak sepupu korban, Sanusi (35), mengatakan, kondisi Amanudin sudah lebih baik. Ia menderita luka di kepala dan tangan.
"Tapi untuk sekarang saya ketahui dia masih sadar dan sehat. Dia juga inget saudara-saudaranya," ujar Sanusi.
Sebelumnya, tabrakan antara metromini B80 jurusan Kota-Kalideres bernomor polisi B 7760 FD dan KRL terjadi sekitar pukul 08.45 WIB.
KOMENTAR