"Waktu ada ledakan pertama di dalam masih biasa saja, mikirnya itu hanya bunyi tabrakan mobil. Saat itu saya sedang membuat burger. Tetapi setelah ada ledakan kedua dan ada baku tembak yang akhirnya membuat panik. Semua sudah berhamburan keluar dan menjauh dari lokasi, takut kena peluru nyasar," kata karyawan yang minta namanya tidak disebut itu.
Kesaksian lainnya datang dari salah satu tukang ojek yang biasa mangkal di depan Gedung Bawaslu. Ali, mengaku sedang berbincang dengan tukang ojek lainnya saat terjadi ledakan pertama di Starbucks.
Awalnya, ia mengira itu hanya ledakan elpiji di salah satu restoran. Namun, tidak lama kemudian terjadi ledakan di pos polisi di perempatan Sarinah.
"Saat itu saya tidak sempat lihat pelaku karena suasana sudah kacau dan panik sekali. Saya sempat mengarahkan ornag-orang dan kendaraan di dekat situ untuk menjauh dari lokasi ledakan," jelas Ali.
"Ada salah satu korban yang sedang menyeberang jalan mengalami luka-luka dan langsung dibawa sama istri saya ke Puskesmas Kebon kacang," tambahnya.
Kistyarini / Kompas.com
KOMENTAR