Sikap optimis pada anak dibutuhkan agar ia memiliki daya juang tinggi dan tak mudah menyerah. Beberapa upaya perlu dilakukan agar anak tidak pesimis di kemudian hari.
Dari sudut pandang psikologi, optimisme adalah cara berpikir positif yang mengarah pada kebaikan/kondisi terbaik dari suatu keadaan/masalah. Kita tahu, keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama dalam perkembangan si buah hati.
Anak cenderung mencontoh sikap orang di sekitarnya, terutama orangtua. Karena itu, faktor pola asuh menjadi peran yang penting dalam pertumbuhan sikap optimis pada anak. Lingkungan juga dapat mempengaruhi sikap optimis anak.
Nah, sikap optimis pada anak perlu distimulasi sejak dini. Bahkan, Nicky Maulani, M. Psi., Psikolog., CGA, psikolog di RS. Hermina Ciruas, Banten mengungkapkan bahwa sikap optimisme dapat ditumbuhkan sejak dalam kandungan.
BACA: Rahasia Membesarkan Anak Percaya Diri
“Misal, membiasakan berkata lembut, bercerita tentang hal-hal yang positif juga membisikkan kata-kata yang penuh semangat. Begitupun setelah lahir, orangtua dapat memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan usia anak.”
Sebaliknya, ia menambahkan, anak yang tidak dibiasakan untuk bersikap optimis, dapat berkembang menjadi sosok yang pesimis dan penakut.
Anak akan menjadi tidak percaya diri dan takut mencoba berbagai hal baru karena ia merasa tidak mampu. Anak akan kurang memiliki daya juang dalam pencapaian tujuan sehingga mudah menyerah saat dihadapkan pada hambatan.
Daya saingnya pun lemah, ia akan menghindari perlombaan dan cenderung gagal dalam mencapai kesuksesan,” urai Nicky.
Selain itu, sikap pesimis juga dapat membawa anak menjadi terbiasa memadang buruk setiap permasalahan yang ia hadapi. Hal ini membuat anak mudah frustasi jika dihadapkan pada hambatan dan tidak terampil dalam mencari solusi dari permasalahannya.
Lalu, apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan optimisme anak? Berikut di antaranya:
1. Berikan stimulasi yang sesuai dengan usia dan kebutuhan.
KOMENTAR