Kondisi kehamilan kerap memicu berbagai reaksi perubahan hormon pada tubuh, salah satunya ialah rasa nyeri. Namun, penemuan ilmiah terbaru mengatakan bahwa mengonsumsi obat analgesik atau pereda rasa sakit selama kehamilan dapat memengaruhi kesehatan janin. Dengan kata lain, konsumsi obat pereda nyeri saat hamil berdampak pada kesehatan janin.
"Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian telah banyak difokuskan pada kemungkinan paparan bahan kimia dari lingkungan yang bisa menyebabkan gangguan pada kelenjar endokrin janin yang akhirnya menimbulkan efek samping," tulis para penulis penelitian.
Baca: 7 Terapi Diet Kesuburan Agar Cepat Hamil
Lebih lanjut, sebaliknya menurut mereka soal pembicaraan tentang paparan senyawa farmasi relatif mendapatkan sedikit perhatian, meskipun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat analgesik memiliki efek pada produksi hormon janin.
Yang paling menarik adalah bahwa obat analgesik, atau acetaminophen anti-piretik, atau parasetamol, masih digunakan oleh sebagian besar wanita selama kehamilan tanpa pengawasan dokter.
Baca: Yang Aman dan Tidak Dikonsumsi Saat Hamil
Berdasarkan penelitian sebelumnya, paparan Tylenol pada perempuan hamil meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf dan ADHD pada anak-anak, sementara empat studi independen telah menunjukkan peningkatan risiko kelainan testis pada anak laki-laki yang lahir dari ibu yang mengonsumsi acetaminophen maupun kombinasi NSAID (Aspirin dan Ibuprofren).
Untuk menguji efek tersebut, peneliti melakukan serangkaian tes pada tikus hamil yang diberikan indometasin (obat penghilang rasa sakit resep di Inggris) atau dengan parasetamol. Tikus diberi indometasin selama empat hari, sementara tikus lainnya diberi parasetamol selama sembilan hari.
Baca: Tips Hamil: Ibu Cermat, Janin Kuat, Semua Sehat!
Hasilnya, obat penghilang rasa sakit tidak hanya memengaruhi kesuburan ibu nantinya, tetapi itu juga mempengaruhi kesuburan janin kelak. Ada efek pada kesuburan pada wanita di kemudian hari untuk menghasilkan keturunan. Perempuan bisa mengalami perubahan ukuran ovarium dan perubahan fungsi reproduksi, termasuk memengaruhi perkembangan sel-sel germinal pada janin atau sel yang menimbulkan telur dan sperma.
Seperti halnya semua penelitian hewan, sulit untuk mengatakan bahwa hasil ini bisa berdampak penuh pada manusia. Namun, tikus dan manusia memiliki sistem reproduksi yang sama walau ada keterbatasan.
Baca: 5 Pemeriksaan Wajib yang Perlu Dilakukan Ibu Hamil
KOMENTAR