Di Majalaya, Jawa Barat, kemiskinan tampak jelas dimana-mana. Ada yang memperkirakan bahwa 70 persen penduduk di salah satu desa tidak memiliki pekerjaan tetap.
Di sinilah, sekitar 200 km di arah tenggara Jakarta, ABC menemukan bukti adanya perdagangan organ manusia. Sejumlah penduduk di sini menjual ginjal mereka.
Setidaknya delapan warga diketahui menjual salah satu ginjal mereka melalui sindikat. Godaan duit sebesar Rp75 juta bukan sesuatu yang mudah untuk diabaikan bagi warga di sini.
Ada dua orang korban yang ditemui ABC. Salah satunya bernama Ifan, yang telah beristri dan punya satu anak. Di rumah yang hanya terdiri atas kamar yang suram, kecil dan tak terawat, tampak tidak banyak perabotan. Juga tak ada mainan bagi si kecil.
"Saya butuh duit untuk membayar utang," ujar Ifan.
BACA: Melacak Jejak Perekrut Donor Ginjal di Bandung
"Saya ingin dapat duit banyak, sehingga saya bisa melunasi utang dan juga membiayai keluarga saya," katanya.
Ifan menuturkan, seorang perantara bernama Amang datang ke desa itu untuk mengatur transaksi. Dia bahkan berani menjamin bahwa operasinya nanti akan aman saja dan Ifan tidak akan kesakitan.
Langkah berikutnya adalah pemeriksaaan kesehatan dan operasi. Keduanya dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo di Jakarta.
Ifan pun menerima bayarannya, uang banyak yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dengan uang sebesar Rp75 juta hasil menjual ginjal itu, Ifan membeli sebuah PlayStation, pesawat TV, HP, serta sejumlah emas.
KOMENTAR