Pernahkah Anda mengeluhkan bahwa pasangan atau suami tidak romantis? Kalau pasangan lain sering terlihat bermesraan, tapi Si Dia justru dingin. Pasangan lain sering diberi kejutan, suami Anda justru bukan tipe seperti itu.
Sebelum mengeluh, coba pikirkan terlebih dahulu. Apakah sebenarnya definisi romantis? Haruskah pasangan romantis? Apa yang harus dilakukan bila pasangan tidak romantis?
Berikut penuturan Anna Surti Ariani, SPsi., MSi., Psi. soal perilaku romantis dalam hubungan rumah tangga.
Dalam ilmu psikologi, penelitian yang terkait dengan romantisme lebih difokuskan pada kepuasan pernikahan. Misalnya, apakah romantisme itu sudah sesuai persepsi dan harapan dari pasangan? Pasalnya, definisi romantis sangat tergantung masing-masing pribadi.
BACA: 5 Kebiasaan Romantis Agar Hubungan Selalu Harmonis
“Misalnya, romantisme dalam pengertian umum adalah memberi bunga. Bagi yang baru menikah, mungkin akan terasa romantis. Padahal ada kok orang-orang yang bisa menangkap romantis dari sisi perilaku, jumlah waktu yang diberikan, pesan yang ditulis, dan sebagainya. Semua kembali ke persepsi masing-masing yang dipengaruhi oleh pengalaman dan pemaknaannya,” urai psikolog yang akrab disapa Nina.
Apakah Harus Romantis?
Jadi, tanyakan pada diri sendiri bila Anda mengeluhkan suami tidak romantis. Sebenarnya, haruskah pasangan berperilaku romantis dan seberapa tingkat romantis yang diperlukan pasangan? Lantas, bagaimana pula sikap romantis yang Anda harapkan?
Nina menegaskan, romantis itu perlu tapi tidak bisa dipaksakan pada semua pasangan.
“Semua tergantung pasangan tersebut. Tidak bisa disamaratakan. Harus sesuai dengan kenyamanan pasangan. Ada pasangan yang santai banget, cuek, dan sama-sama tidak romantis, ya tapi mereka nyamannya seperti itu. Bila demikian, tidak bisa dipaksakan harus memberikan bunga setiap saat atau ciuman selamat datang. Nanti malah tidak nyaman.”
BACA: 6 Ide Hadiah Romantis untuk Si Dia
Ada pula pasangan yang hanya satu pihak romantis. Sebut saja sang istri sangat romantis, sementara suami tidak romantis. Atau sebaliknya, si suami tipe romantis dan kebalikannya dengan istri. Bisa jadi, saat suami memberi bunga justru dianggap mengganggu oleh istri. Dan, masalahnya pun bisa ke mana-mana.
Samakan Harapan
“Jadi masalahnya bukan suami saya tidak romantis, melainkan suami dan istri tidak kompak soal romantis. Ini kuncinya bisa disingkronkan dengan komunikasi. Sampaikan secara baik-baik pada pasangan apa yang kita inginkan, sehingga ada kesepakatan dan toleransi. Mengutip teori Five Love Languages Dr. Gary Chapman, ekspresi cinta itu kan bukan hanya kasih hadiah atau bunga, tapi menemani, memberi waktu, memuji, setia dan sebagainya itupun bahasa cinta.”
Yang tak kalah penting dicari tahu adalah apakah pasangan kita mengharapkan romantisme yang umum atau tidak. Bisa saja pasangan ingin romantisme yang berbeda. Bisa jadi, Anda mengeluh suami tidak romantis sementara Si Dia sedang menjalankan sisi romantisnya dengan cara berbeda.
BACA: Inilah Surat Cinta Paling Romantis di Dunia
“Misalnya, dia merasa dicintai dengan elusan di punggung, ditemani berbelanja bulanan, dan sebagainya. Nah, justru pasangan harus saling menemukan titik-titik romantisme pasangannya itu ada di mana,” papar Nina yang menyarankan perempuan agar tak melulu menunggu “diromantisin” pasangannya.
Banyak yang berpikir romantis itu cuma areanya laki-laki, dan perempuan menunggu ‘diromantisin’. “Padahal perempuan juga harus sadar bahwa kalau dia ingin hubungan dengan suaminya romantis, dia harus berani melakukan dan memulai hal-hal yang romantis. Tunjukkan ekspresi kasih sayang kita pada suami, misalnya memeluk atau membelai,” pesan Nina.
Ratih Sukma Pertiwi
KOMENTAR