Virus Zika ramai diperbincangkan sejak tahun 2015 lalu ketika virus ini dilaporkan menginfeksi ibu hamil dan diduga menularkannya ke janin. Akibatnya, bayi lahir dengan kelainan ukuran kepala kecil (mikrosefali) dan mengalami cacat permanen.
Sejak kasus itu, banyak yang mencari tahu mengenai virus Zika. Bagaimana cara mendeteksi dan mencegah terpapar virus Zika?
Bagaimana Penularan Virus Zika?
Selain ditularkan oleh ibu hamil ke janin, dugaan lain adalah virus Zika bisa menular melalui hubungan seksual. Tahun 2011 seorang ilmuwan yang bekerja di Senegal saat dilanda Zika menularkan virus ini pada istrinya ketika pulang ke Colorado.
Lalu pada 2015 virus Zika ditemukan pada sperma seorang pria 44 tahun di Tahiti. Sebagian dokter juga berpendapat, virus Zika dapat menyebar melalui transfusi darah.
Apakah Virus Zika Sudah Ada di Indonesia?
Dari sejumlah sumber, keberadaan virus Zika di Indonesia mulai terekam pada tahun 1981 ketika peneliti Australia melaporkan pasien yang terpapar virus Zika bepergian ke Indonesia.
Berlanjut pada 2013 terdapat laporan seorang warga negara Australia yang terinfeksi virus Zika setelah bepergian ke Indonesia. Tetapi pada 2015 lembaga Eijkman Jakarta telah berhasil mengisolir virus ini dari Indonesia.
Namun, masyarakat tetap harus waspada dan menghindari kontak dengan nyamuk pembawa virus tersebut.
7 Cara Pencegahan Virus Zika
Sayangnya, hingga kini belum ada vaksin Zika maupun pengobatan spesifiknya. Menurut www.depkes.go.id, untuk penanganan pasien Zika dengan gejala ringan, maka dianjurkan banyak istirahat, konsumsi cukup air putih agar tidak dehidrasi, minum obat-obatan yang dapat mengurangi demam atau nyeri, dan jangan mengkonsumsi aspirin atau obat-obatan NSAID (non stereoid anti inflammation).
Jika gejala terpapar Zika tak membaik dan demam berlanjut, segera periksa ke dokter.
Untuk ibu hamil, virus Zika dapat dideteksi dari serum dengan pemeriksaan RT-PCR pada minggu pertama demam.
Nah, untuk pencegahan virus Zika, dapat dilakukan dengan mencegah datangnya nyamuk Aedes dengan cara berikut:
1. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M Plus, yaitu menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan daur ulang barang bekas.
2. Hindari kontak dengan nyamuk dengan rutin menyemprotkan obat nyamuk pagi dan sore hari
3. Lindungi keluarga dengan memasang obat nyamuk elektrik untuk perlindungan sepanjang hari. Gunakan obat nyamuk elektrik dengan kabel panjang yang menjangkau lebih luas dan memberi perlindungan lebih maksimal.
4. Menabur bubuk larvasida.
5. Melakukan pengawasan jentik dengan melibatkan peran aktif masyarakat.
6. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan perilaku hidup bersih sehat dan konsumsi makanan bergizi.
7. Untuk pencegahan virus Zika pada ibu hamil atau yang berencana hamil, lakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan nyamuk, misalnya dengan memakai baju tertutup dan berwarna cerah, serta menghindari pemakaian wewangian yang menarik perhatian nyamuk, seperti parfum dan deodorant.
Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan tadi diharapkan masyarakat terhindar dari bahaya virus Zika, mengingat nyamuk Aedes pembawa virus ini semakin merajalela di musim hujan.
Waspada virus Zika, lindungi keluarga Anda selama 24 jam dengan perlindungan HIT.
Facebook: HIT Terinspirasi Ibu
Twitter: @IbuInspirasiHIT
Youtube: Ibu Inspirasi HIT
KOMENTAR